Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo menginginkan adanya peningkatan penggunaan pupuk organik bagi para petani.
Untuk itu, kata Mentan, Jokowi mengawali upaya ini dengan menginstruksikan revisi Permentan Nomor 10 Tahun 2022 Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, yang semula hanya mencakup dua jenis pupuk, yakni Urea dan NPK (Nitrogen, Phosphat, Kalium).
Syahrul menyampaikan bahwa Jokowi pun meminta produktivitas produsen pupuk organik, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dipacu. “Semua produsen-produsen pupuk yang ada dalam masyarakat dalam bentuk UMKM dan lain-lain harus dihidupkan kembali,” katanya.
Budidaya pupuk organik
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan Syahrul untuk membuat percontohan berbasis komunitas atau asosiasi, serta meningkatkan riset dan pelatihan untuk mengembangkan pupuk organik. Pelatihan bagi masyarakat untuk menciptakan pupuk organik sendiri pun akan segera dilaksanakan.
"Kami akan melahirkan budidaya pertanian melalui pupuk organik ini, itu akan dilakukan di 1.000 hektare per provinsi di 34 provinsi. Itu akan kita kerjakan dan kerja samakan dengan asosiasi. Dalam waktu singkat kami akan komunikasikan dengan asosiasi, petani, pemerhati pertanian untuk rumuskan ini," ujar Syahrul.
Strategi ketahanan pangan
Syahrul mengatakan penekanan Jokowi tentang pemanfaatan pupuk organik mengarah pada strategi untuk menjamin ketahanan dan kualitas komoditas pangan. Tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, penggunaan pupuk organik dapat pula menjaga tingkat kesuburan tanah.
“Pupuk itu yang pertama adalah kesuburan tanah dan pupuk itu sekaligus adalah pengisian dari buah dan tentu hasil. Oleh karena itu, kebijakan pupuk harus ditata lebih efektif, lebih maksimal dengan tentu menggunakan berbagai instrumen-instrumen yang lebih terbaharukan, tidak hanya dengan cara-cara yang lalu,” kata Syahrul.
Anggaran Rp750 miliar
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan pemerintah telah menyiapkan anggaran hingga Rp750 miliar untuk menyubsidi 500.000 ton pupuk organik selama setengah tahun.
Subsidi pupuk organik ini, kata Airlangga, akan ditujukan pada pupuk berbentuk granul maupun cair.
“Selama ini kan distribusi melalui Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik, tapi bapak presiden minta ada opsi yang kedua melalui pilot project, seperti yang kemarin di Tuban, yang dimiliki oleh komunitas,” kata Airlangga.