Jakarta, FORTUNE – Miliarder sekaligus pemilik klub Baseball, New York Mets, Steve Cohen, mengungkapkan bahwa era beKerja empat hari dalam seminggu akan segera tiba. Hal ini didorong oleh pesatnya perkembangan Teknologi AI (Artificial Inteligence).
Cohen mengatakan bahwa perkiraan tersebut tidak didasarkan pada permintaan pekerja, penelitian hasil kerja, atau tren. “Dengan munculnya AI, secara umum, kita mendengar…orang-orang tidak begitu produktif pada hari Jumat, jadi menurut saya ini adalah suatu kemungkinan,” katannya seperti dikutip Fortune.com, Kamis (4/4).
Meski begitu, Cohen menyadari bahwa kerja empat hari dalam seminggu tidak bisa diterapkan langsung ke sejumlah divisi. Mengukur Point72 Asset Management, di mana di perusahaan itu dia menjabat sebagai CEO, masalah bisa terjadi bila manajer dana libur pada Jumat saat pasar mulai buka.
Investasi
Cohen mengungkapkan, libur di hari Jumat bisa jadi hari untuk berinvestasi pada hobi yang mendatangkankan keuntungan bagi kesejahteraan diri dan tempat bekerja. Jika masyarakat pada akhirnya memiliki lebih banyak waktu untuk diri mereka sendiri, “Apa pun… rekreasi, perjalanan, pengalaman” akan menjadi area investasi yang kuat, katanya.
Diketahui, Cohen memiliki kekayaan bersih mendekati US$20 miliar, atau sekitar Rp317,91 triliun (kurs Rp15.895,43 per dolar AS). Pada tahun 2020, ia dapat 95 persen kepemilikan di New York Mets dengan nilai lebih dari US$2,4 miliar—penjualan terbesar yang pernah ada di Major League Baseball.
Tahun lalu, Cohen memperoleh hak atas tim yang berbasis di New York di TGL, liga golf berteknologi tinggi yang dimulai oleh Rory McIlroy dan Tiger Woods yang bekerja sama dengan PGA. Sementara pada Januari 2024, Cohen dilaporkan menginvestasikan US$3 miliar dalam PGA Tour.
“Bahkan, jika tidak ada waktu untuk bekerja empat hari dalam seminggu, saya pikir saya akan tetap melakukan investasi golf, karena saya pikir ada pemikiran jangka panjang,” kata Cohen.
Pendapat lain
Pendapat lain datang dari mantan Menteri Keuangan AS dan anggota dewan OpenAI, Larry Summers, yang mengungkapkan soal peluang teknologi AI menggantikan hampir semua bentuk pekerjaan.
Namun, menurutnya harus ada penelitian terukur sebelum keputusan ini diterapkan. “Saya rasa hal ini tidak akan menghasilkan keajaiban produktivitas dalam tiga hingga lima tahun ke depan,” kata Summers.
Sementara itu, miliarder yang juga pemilik usaha properti komersial Vornado, Steven Roth, mengatakan bahwa hari Jumat selama ini sudah jadi hari-hari paling kosong di sebagian besar kantor. “Bahkan, beberapa perusahaan telah melarang pertemuan dan tenggat waktu setelah penutupan bisnis pada hari Kamis, yang menyebabkan produktivitas secara umum menurun,” tulis Fortune.com.
Wacana di Indonesia
Wacana bekerja empat hari juga pernah diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, sebagai bagian dari transformasi BUMN. "Jadi kalau sudah bekerja lebih dari 40 jam, mereka punya alternatif libur pada hari Jumat," katanya dilkutip dari akun Instagram pribadinya, (8/4).
Hal ini dimungkinkan dengan mempertimbangkan faktor kesehatan mental bagi generasi muda. Sekitar 70 persen generasi muda, menurutnya, memiliki masalah kesehatan mental, dan jadi tantangan yang harus diperhatikan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia ditahun 2024-2025.
Erick mengatakan, wacana ini sangat mungkin diterapkan di Kementerian BUMN seraya meminta perusahaan pelat merah juga memperhatikan kesehatan mental para pekerjanya. "Kita dorong ini bukan berarti kita mendorong kalian kalian jadi malas. Bukan tiap hari Jumat libur ya," katanya.