Jakarta, FORTUNE – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan ada tujuh perusahaan dalam negeri yang berkomitmen berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ketujuh perusahaan tersebut adalah Pakuwon Group, Jakarta International School (JIS), Ciputra Group, Rumah Sakit Hermina, PT PP (Persero), Vasanta Innopark, dan Jambuluwuk Hotel and Resorts.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono mengatakan,, besaran investasi yang digelontorkan tergantung pada luas lahan, bangunan, teknologi, dan peruntukan lainnya. “Namun, kami bisa katakana ada investor yang sudah siap untuk bangun sampai dengan Rp8-10 triliun, itu dari luas tanahnya saja, belum lagi fasilitasnya,” ujarnya seperti dikutip oleh Antaranews, Selasa (15/8).
Menurutnya, pembangunan fasilitas infrastruktur di IKN terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang dibangun pemerintah melalui APBN, serta yang dibangun oleh swasta. “Ada satu konsorsium investor sudah komit dia bangun Rp1 triliun, itu fasilitas yang ada akan dibangun oleh mereka tanpa negara keluar uang, jadi macam-macam nilainya,” katanya.
Adapun, ketujuh perusahaan itu, merupakan bagian dari sekitar 260 lebih perusahaan yang menyampaikan surat minat mereka dalam berinvestasi di IKN.
Pusat ekonomi baru
Agung mengingatkan bahwa pembangunan IKN tidak hanya berupa Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) saja, namun juga pusat ekonomi baru. “Total IKN itu kan hampir 260.000 hektare. Selain KIPP, ada Kawasan financial center, education, kawasan renewable energy, kawasan industri, agro, logistic, dan lain sebagainya. Kalau dilihat, total ada 9 klaster ekonomi yang tentunya ini semua jadi peluang,” ujarnya.
Meskipun IKN kerap dibandingkan seperti Canberra di Australia atau Putrajaya di Malaysia, namun hal itu sebenarnya itu baru kawasan inti pusat pemerintahannya saja. Menurutnya, IKN itu seperti Canberra yang dikelilingi oleh sejumlah kawasan ekonomi, seperti Shenzhen di Cina, Singapura, atau Dubai.
Komitmen menuju NZE
Dalam diskusi ‘Peluang Kolaborasi untuk IKN’ dalam acara Retail Summit 2023, Agung juga menguraikan komitmen IKN menjadi kota rendah emisi karbon atau smart sustainable forest city yang akan direalisasikan melalui beberapa pengujian.
Komitmen pertama, kata Agung, adalah tentang perubahan iklim. “IKN sudah punya komitmen dan sekarang sedang disusun master plan untuk mencapai net zero emission (NZE),” katanya. “Balikpapa IKN (air quality index-nya) masih 17, bagaimana kami jaga ini. IKN ini adalah soal memberikan udara bersih buat anak cucu kita, dan karena tadi yang Namanya NZE itu mencegah pemanasan global, kami mau lakukan.”
Langkah kedua adalah penggunaan kendaraan listrik sebagai sarana mobilitas di kawasan IKN, meski penerapannya belum ditetapkan sepenuhnya atau berupa pembatasan kendaraan berbahan bakar minyak. Faktor ketiga yang cukup menantang sebagai komitmen mencapai NZE di IKN, yakni alokasi ruang. “IKN ini targetnya 25 persen yang nanti akan berupa lahan urban environment yang dibangun. Sedangkan, 75 persennya akan tetap ruang terbuka hijau,” ujarnya.