Jakarta, FORTUNE – PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo) tengah mempersiapkan Belawan menjadi pelabuhan yang melayani pengapalan langsung atau direct call ke India. Guna merealisasikan ini, Pelindo bekerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA).
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan India merupakan salah satu negara yang dibidik untuk pelayaran direct call lantaran memiliki potensi yang cukup strategis. “Pelayaran direct call akan menjadi salah satu ikhtiar penting untuk meningkatkan daya saing eksportir, sekaligus menghemat devisa,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Senin (30/1).
Direct call, menurut Arya, akan mempercepat proses ekspor dari Indonesia menuju India, mengingat selama ini pengangkutan komoditas tidak bisa dikapalkan langsung menuju negara tujuan. Akibatnya, para eksportir harus menanggung biaya sea freight yang mahal dan waktu tempuh yang cukup lama. Ditambah lagi, banyaknya devisa yang dihabiskan karena pembayaran dalam mata uang asing.
Ekspor ke India
Selain menjadi negara yang dinilai strategis, India juga dianggap memiliki hubungan dagang yang cukup baik dengan Indonesia. Nilai dan Volume perdagangan Indonesia dan India terus mengalami peningkatan.
Data perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Comtrade) menunjukkan bahwa nilai perdagangan Indonesia-India pada tahun 2016 mencapai US$16,92 miliar, namun dalam lima tahun angka ini meningkat hampir 25 persen menjadi US$20,96 miliar.
Adapun komoditi ekspor Indonesia ke India, antara lain adalah batu bara yang mencapai US$4,3 miliar pada 2021, produk kelapa sawit US$3,4 miliar, besi dan baja US$1 miliar, bahan kimia US$575 juta, dan karet senilai US$331 juta. Sementara, Indonesia sendiri mengimpor komoditas seperti kendaraan bermotor, alat telekomunikasi, bahan bakar, daging kerbau, sampai pakan ternak.
Mitra strategis
Lebih lanjut, Arya menjelaskan bahwa layanan direct call ini semakin berpeluang terwujud, dengan masuknya operator global DP World yang digandeng oleh INA sebagai mitra strategis dalam konsorsium INA, pada Agustus lalu. DP World telah memiliki jaringan dengan ‘shipping line’ dan 60 pelabuhan internasional yang tersebar di lima benua.
Peluang ini semakin dipertajam dengan pengembangan Pelabuhan Belawan melalui optimalisasi infrastruktur, peningkatan kinerja, dan penerapan sistem IT yang terintegrasi. Kinerja bongkar muat pun diharapkan meningkat dan waktu sandar kapal bisa berkurang. “Dengan demikian, Belawan dapat masuk ke dalam jaringan ekosistem logistik global,” ujar Arya.
Harapan Menteri BUMN
Menteri BUMN, Erick Thohir sebelumnya juga sempat menyampaikan bahwa setelah proses merger, Pelindo kini masuk ranking 8 operator petikemas terbesar dan harus bisa meningkat sampai 5 besar. Pelindo tidak hanya menjadi benteng ekonomi nasional, namun juga bisa jadi pemain global.
“Pesan saya, pertama roadmap global player sudah ada, tapi business model harus diperkaya. Kedua, benchmarking dan standardisasi, supaya kita juga punya aset di luar negeri yang standarnya bagus. Ketiga, transparansi kepegawaian harus benar-benar kita jaga,” kata Erick seperti dikutip dari laman Kementerian BUMN.