Jakarta, FORTUNE – Pengamat musik dan jurnalis, Nuran Wibisono, menyebutkan bahwa batalnya band pop asal Inggris, The 1975, di hari terakhir penyelenggaraan We The Fest (WTF) 2023, Minggu (23/7), merugikan banyak pihak. Tak hanya penyelenggara, penonton yang sudah terlanjur membeli tiket demi menonton band tersebut pun ikut dirugikan.
Penyelenggara event, Ismaya Live belum memberi informasi resmi terkait besaran kerugian akibat pembatalan penampilan The 1975 tampil. Namun, Nuran memperkirakan kerugian yang diderita bisa mencapai ratusan bahkan miliaran rupiah. “Karena biasanya honor sudah dilunasi duluan,” kata Nuran kepada Fortune Indonesia, Senin (24/7).
Meski demikian, kerugian terbesar menurutnya dari sisi moril. Jerih payah panitia, harapan para penonton, serta semua pihak yang terlibat dalam WTF 2023, sangat sulit diukur. Terlebih, Lewis Capaldi, yang semula dijadwalkan akan jadi salah satu Bintang WTF 2023, juga batal tampil karena alasan kesehatan beberapa bulan sebelum event.
Harga tiket WTF 2023 dibanderol cukup beragam, mulai dari Rp880.000 untuk tiket harian perorangan yang early entry sampai tiket berkategori very important banana (VIB) yang dibanderol Rp16,5 juta untuk grup selama tiga hari.
Selain itu, ada juga Travel Packages Experience, dengan kisaran harga paket tiket dan penginapan Rp7,8 juta-Rp11,8 juta untuk dua orang selama tiga hari WTF.
Langkah pengganti
Usai mengumumkan The 1975 batal tampil di WTF 2023, pihak panitia pun langsung mengambil langkah mencari artis pengganti. Nama rapper ASAP Ferg sempat diumumkan sebagai pengganti The 1975. Namun, hal ini belum cukup bagi menebus kekecewaan para penggemarnya. Akhirnya, nama band legendaris Indonesia, ‘Sheila On 7’ (So7) pun akhirnya diumumkan sekitar jam 6 sore (23/7) dan tampil pada jam 9 malam.
Menurut Nuran, langkah penyelenggara menempatkan dua nama pengganti The 1975 ini adalah sebuah strategi yang brilian dan menunjukkan betapa gesit dan taktisnya kinerja panitia WTF 2023.
“Kita tahu So7 adalah Indonesian sweetheart. Rasanya tidak mungkin ada yang marah atau kesal terhadap penggantian ini, karena semua penonton juga harusnya tahu kalau penggantian band ini sama sekali bukan kesalahan Ismaya Live,” ujarnya.
Insiden semacam itu menurutnya cukup sulit diatasi. Oleh karenanya, diperlukan langkah antisipatif penyelenggara dan mengetahui lebih lanjut mengenai rekam jejak penampil dan sederet masalah yang pernah dilakukan sebagai pertimbangan. “Mungkin penyelenggara lain bisa meniru Ismaya Live,” katanya.
Insiden di Malaysia
Seperti diketahui, band The 1975 menyatakan diri undur dari WTF 2023, usai insiden festival Good Vibes, di Sepang, Malaysia. Dalam penampilannya, mereka protes kebijakan pemerintah Malaysia soal komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender, queer, dan lain-lain (LGBTQ+).
Selain melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah Malaysia, puncak kontroversi band ini terjadi ketika basis The 1975, Ross McDonald, mendatangi sang vokalis, Matty Healy, di tengah orasinya, dan menciumnya. “Aku merasa adalah sebuah kesalahan mengundang The 1975 ke sebuah negara, dan mereka mendikte dengan siapa kita bisa berhubungan seks,” ujar Healy.
Aksi The 1975 jelas menimbulkan reaksi keras dari masyarakat dan pemerintah Malaysia, hingga membuat festival Good Vibes dihentikan dan tidak dapat dilanjutkan kembali. Imbasnya, kejadian yang terjadi beberapa hari sebelum penampilan mereka di WTF 2023 Jakarta ini, membuat The 1975 membatalkan penampilannya.
"Kami tidak pernah ikhlas ketika harus membatalkan sebuah konser, dan selama ini kami tak sabar bermain di hadapan para penggemar di Jakarta. Namun, sayangnya, melihat kondisi terkini, rasanya mustahil untuk tetap tampil sesuai jadwal," ujar The 1975 dalam pernyataan yang diunggah di akun Instagram @we.the.fest, Minggu (23/7).
Panitia WTF 2023 pun mengumumkan secara resmi bahwa The 1975 batal tampil, tepat pada hari band tersebut seharusnya tampil. Bukan cuma di Jakarta saja, namun The 1975 akhirnya juga membatalkan penampilannya di Taipei, Taiwan.