Jakarta, FORTUNE – Presiden RI Joko Widodo meresmikan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) sebagai Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung. Holding ini nantinya akan bertugas mengembangkan pariwisata domestik untuk memenuhi kebutuhan turis domestik dan luar negeri.
Presiden Joko Widodo, menyampaikan bahwa penataan BUMN Pariwisata ini adalah sebuah keharusan. “Karena selama ini saya melihat BUMN dengan anak yang banyak, dengan cucu-cucu yang banyak, bergerak di sektor pariwisata dan pendukungnya yang jumlahnya juga sangat banyak, bergerak dari hulu sampai hilir,” ujarnya, Kamis (13/1) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah.
Holding ini nantinya akan mengonsolidasikan dan mengintegrasi semua anak usaha BUMN yang bergerak di bidang pariwisata dan pendukungnya. Hal ini sangat dibutuhkan oleh sektor pariwisata, mengingat kerasnya ‘pukulan’ pandemi Covid-19 yang masih dirasakan hingga saat ini.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya luncurkan Injourney, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung pada hari ini di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat,” ucap Presiden saat peluncuran resmi Injourney.
Manfaat perusahaan holding
Jokowi mengatakan, selama ini banyak dari perusahaan BUMN maupun unit bisnis di bawahnya berjalan sendiri-sendiri. Demikian dalam hal pengelolaan manajemen yang kalah jauh dengan perusahaan swasta.
"Padahal asetnya ini bagus-bagus kalau saya lihat, dengan lokasi-lokasi strategis yang premium tapi tidak dikelola dengan manajemen yang baik,” ujar Jokowi.
Presiden optimistis, seluruh pengelolaan pariwisata akan dapat dilakukan secara efisien dan terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan berbagai upaya perbaikan pengelolaan, mulai penataan rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi sampai ke penjualan retail souvenir dari para pengrajin.
Perbaikan tata kelola
Dengan potensi pariwisata masih terbuka sangat lebar, terutama di pasar domestik, Jokowi mengatakan diperlukan upaya perbaikan tata kelola.
"Perjalanan domestik ini mencapai 330 juta perjalanan. Ini potensi yang besar sekali, jangan diambil oleh negara lain. Masih jauh sekali dengan wisatawan mancanegara yang hanya 17 juta perjalanan,” tuturnya.
Dengan berada dalam satu perusahaan utama, usaha-usaha di sektor Pariwisata diharapkan akan semakin gesit, lincah, dan profesional. Tata kelola pun akan jadi lebih efisien dan sederhana. Presiden berharap, dengan restrukturisasi ini, tidak akan lagi muncul kerumitan-kerumitan atau permasalahan baru.
Menumbuhkan UMKM
Presiden berpesan agar kemajuan sektor pariwisata harus bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat. Ia berharap ada ruang kesempatan bagi masyarakat untuk jadi bagian dari kemajuan negara Indonesia yang berasal dari sektor pariwisata.
“Segera bentuk ekosistem lintas sektor yang melibatkan BUMN, swasta, masyarakat lokal dan UMKM-UMKM yang ada di daerah,” katanya.
Dalam eksempatan itu, Presiden mengingatkan bahwa Indonesia akan jadi tuan rumah acara-acara berskala internasional. Selain ajang MotoGP pada bulan Maret, pada November nanti, forum G20 juga akan berada di bawah presidensi Indonesia.
“Momen emas ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan 10 Destinasi Pariwisata Super Prioritas dan munjukkan pengelolaan destinasi yang bersih, yang rapi, dan profesional,” ujar Jokowi.