Jakarta, FORTUNE – Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi menandatangani kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan nota kesepahaman (MoU) dengan nilai kontrak lebih dari US$155,7 juta atau setara Rp2,3 triliun.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan penandatanganan berbagai kesepakatan ini akan mempererat hubungan antara Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi, di samping menyeimbangkan neraca perdagangan serta memperluas peluang dan akses pasar produk-produk utama dan potensial dari kedua negara.
"Kami yakin rencana kerja sama perdagangan ini akan semakin memperkuat hubungan perdagangan bilateral kedua negara,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Kemendag, Selasa (24/1).
Kedua negara sepakat meningkatkan hubungan usaha melalui forum bisnis yang melibatkan pelaku usaha besar dari kedua negara. “Guna melakukan penjajakan peluang bisnis untuk dikerjasamakan untuk mendorong dan mempercepat upaya peningkatan perdagangan bilateral kedua negara,” ujarnya.
Sejumlah kerja sama
Melalui penandatanganan ini, pelaku usaha Indonesia dapat mengekspor sejumlah komoditas ke Arab Saudi berupa bahan pangan, RBD (Refined, Bleached, Deodorized) palm olein, minyak goreng, produk ikan dan olahannya, daging, sayuran, buah-buahan, kakao, beras, rempah-rempah, dan lainnya.
Sementara itu, dari delapan kerja sama dengan lima pelaku usaha Arab Saudi tersebut, ada dua MoU khusus pemenuhan kebutuhan jamaah haji dan umrah. “Ditujukan untuk komoditas ikan dan olahannya dalam berbagai kemasan, serta daging dan sayuran dalam berbagai jenis kemasan,” kata Mendag.
Selain memperkuat ekspor, pemerintah juga ingin menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu pasar utama produk-produk dari industri dan UMKM Indonesia.
Oleh karena itu, Zulhas pemerintah berencana membangun pusat ritel modern di Arab Saudi. "Dengan adanya gerai modern di Arab Saudi, maka upaya pelaku UKM untuk memasarkan produknya akan semakin mudah. Ini tentunya akan mendorong kinerja ekspor nasional," katanya.
Perintah Pangeran Saudi
Menteri Perdagangan Arab Saudi, Majid bin Abdullah Al-Qasabi, menyambut baik kerja sama ini, sebagaimana permintaan Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud yang berkeinginan meningkatkan hubungan dagang dengan Indonesia.
“Kedekatan Saudi dengan Indonesia adalah modal penting yang harus berimplikasi pada keuntungan ekonomi kedua negara,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa masih banyak kerja sama dengan Indonesia yang masih belum maksimal dan perlu perbaikan ke depannya. Diketahui, pada tahun 2022, neraca perdagangan RI-Saudi mencapai US$7 miliar, masih defisit US$3 miliar. Namun, bila dikurangi sektor minyak dan gas, neraca perdagangan RI-Saudi justru surplus US$1 miliar.