Jakarta, FORTUNE – Rishi Sunak, terpilih sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris baru setelah memenangkan pemilihan yang dilakukan Partai Konservatif, Senin (24/10) waktu setempat, menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri setelah 45 haru menjabat.
Melansir BBC, Selasa (25/10), Sunak melenggang ke posisi tertinggi di Partai Konservatif setelah kandidat terkuat lainnya, yakni Penny Mordaunt, mengundurkan diri dari pencalonan. “Kita harus bersatu atau mati,” ujarnya dalam pidato kemenangan. “Inggris adalah negara yang hebat, namun saat ini kita menghadapi tantangan ekonomi yang besar.”
Sunak mengatakan, Inggris dan Partai Konservatif adalah prioritas utama dalam kepemimpinannya di kursi PM Inggris. Sebelum dilantik, Sunak dijadwalkan bertemu Raja Charles III, untuk membicarakan pembentukan pemerintahan. "Kami sekarang membutuhkan stabilitas dan persatuan,” ujarnya.
Sebelumnya, ia pernah melayangkan kritik keras atas kebijakan Truss terkait pajak, dan menyebutnya sebagai kebijakan yang membahayakan.
Celah bagi oposisi
Terpilihnya Sunak adalah sebuah celah bagi partai oposisi, seperti Partai Buruh, untuk mengkritisi berbagai polemik yang terjadi di bawah kekuasaan Parta Konservatif. Bahkan, sebagian partai oposisi menuntut untuk diadakannya pemilihan umum, karena Sunak dianggap tidak memiliki mandat demokratis menjadi PM Inggris.
Wakil pemimpin Partai Buruh, Angela Rayner, mengatakan bahwa Sunak telah dinobatkan sebagai perdana menteri "tanpa dia mengatakan sepatah kata pun tentang bagaimana dia akan menjalankan negara dan tanpa ada yang memiliki kesempatan untuk memilih."
Sementara, pemimpin Demokrat Liberal, Ed Davey, mengungkapkan anggota parlemen konservatif telah mengangkat PM lain tanpa rencana untuk memperbaiki permasalahan di Inggris. “Tanpa memberi suara kepada rakyat Inggris,” ujarnya.
Siapa Rishi Sunak?
Terlepas dari kontroversi yang ada, menurut The Conversation, terpilihnya Rishi Sunak sebagai PM Inggris mencatat sejarah penting dalam perjalanan Kerajaan Inggris dan pimpinan negara persemakmuran. Sunak merupakan keturunan Asia–India–pertama yang berhasil menduduki puncak tertinggi pemerintahan Inggris, sekaligus PM Inggris termuda yang terpilih di usia 42 tahun sejak 1812.
Dalam cakupan lebih sempit, Rishi Sunak adalah sebuah kemajuan dalam modernisasi partai. Sejak perubahan besar yang terjadi pada masa kepemimpinan David Cameron, Partai Konservatif sudah jauh lebih baik dengan menempatkan lebih banyak perempuan dan ‘kulit berwarna’ dalam posisi politik yang penting. Bahkan, dalam sistem pemerintahan yang secara tidak tertulis menyiratkan seorang PM mayoritas beragama Katolik, Rishi menjadi PM beragama Hindu pertama yang menempati di posisi tersebut.
Sunak lahir di Southampton, 42 tahun silam dengan latar belakang pendidikan di Winchester College, Oxford, dan Stanford. Ia pertama kali terpilih sebagai anggota parlemen untuk daerah pemilihan Rishmond di North Yorkshire pada 2015. Secara karir politik, Sunak tergolong cukup pesat, hingga ia berhasil menempati posisi Menteri Keuangan di bawah pemerintahan Boris Johnson.
Meski banyak pemberitaan positif tentang dirinya, namun Sunak bukannya tanpa cela. Berasal dari keluarga yang kaya, bahkan menjadi salah satu politisi terkaya di Westminster, Sunak sempat terlibat isu kontroversial terkait pajak bermasalah istrinya, Akshata Murthy.