Jakarta, FORTUNE – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (MenparEkraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memproyeksikan nilai ekonomi dari subsektor ekraf film bisa mencapai 8 persen dari pendapatan ekraf tahun 2023 yang mencapai Rp1.414 triliun.
Menurutnya, saat ini industri perfilman Indonesia sudah maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain, sehingga berpeluang menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang signifikan. “Kita berharap dengan industri perfilman yang lebih tinggi, dampak ekonominya bisa meningkatkan kesejahteraan menuju Indonesia Emas 2045,” katanya dalam peringatan Hari Film Nasional, Sabtu (30/3).
Hal ini akan berdampak terhadap lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dalam jumlah yang cukup besar. Contohnya, adalah film Badarawuhi yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 1.000 orang. Sementara, film-film dengan budget kecil juga menghadirkan rata-rata 100-200 lebih lapangan pekerjaan.
Sandiaga mencontohkan, film ‘Laskar Pelangi’ yang dibuat di Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, mampu membuat daerah tersebut makin dikenal publik dan menjadi salah satu destinasi favorit pariwisata, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Laskar Pelangi itu ternyata mampu meningkatkan kunjungan sampai 37 persen (di Belitung), 24 penerbangan,” ujarnya.
Jadi tuan rumah
Sandiaga menuturkan, film Indonesia makin menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Indonesia telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan kalau kita lihat di tahun lalu, jumlah penonton film Indonesia telah menembus angka 55 juta. Ini adalah rekor. Dan tahun ini diprediksi akan lebih tinggi lagi," ujarnya.
Salah satu fenomena yang baru saja terjadi lewat film ‘Agak Laen’, yang behasil meraup penonton sampai lebih dari 9 juta penonton hanya dalam waktu kurang dari dua bulan penayangannya di bioskop Tanah Air. Film ini bahkan sukses tayang di beberapa bioskop mancanegara, seperti Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat.
Tiga slogan ‘an’
Sandiaga menuturkan, pemerintah memiliki tiga slogan ‘an’ untuk mendukung industri perfilman Tanah Air, yakni anggaran, kebijakan, dan kehadiran. “Kami di sini, mudah-mudahan tiga-tiganya bisa tetap deliver untuk industri perfilman nasional,” katanya.
Ia berharap, jumlah anggaran terbatas yang terbatas bisa ditingkatkan, termasuk dalam hal kebijakan mengenai keselamatan kerja, jumlah maksimal jam kerja, dan juga keselamatan serta keamanan para aktor.
“Kita punya film film pendek yang perlu kita bantu, yang selama ini belum tersentuh komersialisasinya. Jadi kami menyelenggarakan festival film bulanan, dan baru saja kemarin kita meluncurkan Hari Film Nasional ke-74 di Untirta, Serang,” ujar Sandiaga.