Jakarta, FORTUNE – Riset Jobstreet by SEEK menunjukkan 59 persen Pekerja di Indonesia merasa senang dengan pekerjaannya saat ini, namun juga kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai keterampilan dan keinginan mereka.
Hasil survei juga terungkap, 57 persen pekerja di Indonesia mengaku sulit mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan aspirasi mereka saat ini dibandingkan dengan pencarian pekerjaan pertama mereka.
“Sentimen ini lebih rendah di kalangan pekerja berpenghasilan rendah–dengan pendapatan antara 1,5-2,5 juta Rupiah per bulannya,” tulis SEEK dalam laporan Indonesia, Rabu (20/11).
Hambatan utama pekerja Indonesia dalam mencari pekerjaan yang diharapkan yakni masalah keterbatasan akses terhadap informasi lowongan kerja yang relevan dengan keterampilan yang dimiliki (37 persen) dan proses melamar pekerjaan yang rumit dan sulit (35 persen).
Meski begitu, faktor terbesar yang membuat para pekerja di Indonesia tidak puas dengan pekerjaannya adalah ketidak sesuaian harapan pada gaji dan kompensasi yang didapatkan. “Selain itu, faktor terbesar kedua yang cukup berpengaruh di Indonesia adalah kurangnya kesempatan bagi para pekerja untuk meningkatkan jenjang karir mereka,” tulis SEEK.
Survei ini dilakukan oleh Jobstreen dan Jobsdb by SEEK bekerja sama dengan Milieu Insight, dengan melibatkan 5.000 orang responden di lima negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada Mei 2024.
Berkenaan dengan generasi
Survei juga menemuka, sebanyak 44 persen kelompok usia 18-24 tahun (Gen Z) tidak bersedia tinggal lebih dari setahun di posisi yang telah terlampaui. Sementara, pekerja dengan usia 35-54 tahun (Gen X dan Y), sebanyak 31 persennya bersedia bertahan di pekerjaan semacam itu selama lebih dari 5 tahun sebelum aktif mencari pekerjaan baru.
“Temuan ini menyoroti pekerja generasi Z memiliki keinginan untuk terus bereksplorasi secara cepat dalam jenjang karier mereka jika dibandingkan dengan generasi Milenial dan X,” tulis SEEK dalam laporanny
Sementara itu, 61 persen pekerja secara keseluruhan bersedia tetap di pekerjaan yang telah dijalani lebih dari setahun, sebelum aktif mencari peluang baru.
Di sisi lain, 83 persen pekerja di Indonesia terbuka untuk melakukan perubahan karier yang drastis atau berspesialisasi dalam bidang baru dibandingkan dengan apa yang mereka pelajari atau lakukan sebelumnya.
“Situasi ini menggambarkan bahwa upskilling ataupun reskilling menjadi salah satu hal yang cukup krusial untuk dilakukan bagi para pekerja, agar dapat memperluas jenjang karir mereka,” ungkap SEEK.