Jakarta, FORTUNE – Ratusan wisatawan yang terdampar di Pulau Karimunjawa akibat cuaca buruk akhirnya tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Rabu (28/12). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan keselamatan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri harus menjadi prioritas nomor satu.
“Kita tak ingin kegembiraan menjadi bencana. Saya memerintahkan semua BUMN terkait untuk selalu cepat tanggap dan memerhatikan aspek keselamatan tanpa kompromi,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12).
Erick mengapresiasi kecepatan PT Pelni mengirimkan kapal KM Kelimutu untuk menjemput wisatawan yang terjebak cuaca ekstrem. “PT Pelni melakukan tindakan yang cepat, dan juga memastikan seluruh aspek keselamatan dan keamanan pelayaran di kapal KM Kelimutu siap menghadapi ombak besar dalam membawa kembali para turis ke Semarang,” katanya.
Evakuasi turis
Direktur Utama PT Pelni, Tri Andayani, mengatakan reaksi cepat tersebut dilakukan setelah Bupati Jepara, Edy Supriyanta, meminta Kementerian Perhubungan untuk membantu mengevakuasi para wisatawan yang terjebak di Karimunjawa. “Ombak besar setinggi tiga meter tak mungkin dihadapi oleh kapal free board yang tinggi badan kapalnya hanya dua meter,” ujarnya.
Pelni pun mengubah rute KM Kelimutu yang semula Sampit-Tanjung Emas Semarang-Karimunjawa, menjadi Sampit-Karimunjawa-Tanjung Emas Semarang. Tak hanya itu, BUMN pelayaran ini mengecek terlebih dahulu kelengkapan sekoci, pelampung, alat pemadam kebakaran, dan semua standar keselamatan, demi kenyaman dan keamanan para turis yang dievakuasi.
“Alhamdulillah, semalam KM Kelimutu membawa 1.458 penumpang tiba dan tadi pagi (28/12) sandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarangm," katanya.
KM Kelimutu yang memiliki tinggi badan kapal 9,5 meter, panjang 99 meter dan berat 1.450 ton, akhirnya mampu menembus gelombang di perairan Karimunjawa yang tadi malam mencapai 3 meter.
Turis tertahan di Karimunjawa
Sebelumnya, sebanyak 356 orang wisatawan yang 40 diantaranya dari mancanegara, tertahan di Karimunjawa sejak Kamis (22/12), akibat cuaca buruk dan tingginya ombak. Berdasarkan data BMKG, gelombang laut saat itu mencapai ketinggian 2,5-4 meter dan terjadi di sejumlah perairan Jawa Tengah, seperti perairan Brebes-Pemalang, Pekalongan-Kendal, Semarang-Demak, Jepara, dan Pati-Rembang.
Menurut salah satu wisatawan lokal, Abed Nugroho, awalnya saat berangkat dari Jepara pada Rabu (21/12), cuaca masih aman dan dikabarkan tidak ada badai terjadi. Namun, hujan lebat dan angin kecang mulai terjadi pada Kamis (22/12) dan pelayaran dari dan ke Karimun Jawa dari jepara dihentikan sementara karena cucaca buruk.
“Hotelnya di pinggir laut jadi sedikit dramatis, di sini setiap malam jam 1 jam 2 itu listrik padam karena angin kencang," katanya.