Ukraina Kembali Ekspor Bahan Pangan, Perdana Sejak Perang dengan Rusia

Tak lepas dari peran mediasi Turki dan PBB.

Ukraina Kembali Ekspor Bahan Pangan, Perdana Sejak Perang dengan Rusia
Pelabuhan Odesa, Ukraina. (Shutterstock/SARYMSAKOV ANDREY)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Ukraina kembali membuka keran ekspor komoditas bahan pangan–seperti gandum, jagung, dan biji-bijian lain–setelah aktivitas perdagangannya sempat terhenti akibat perang dengan Rusia pada awal 2022 . 

Mengutip Reuters, Rabu (2/8), Kapal Razoni berbendera Sierra Leone, dikabarkan berlabuh dengan selamat di lepas pantai Turki, setelah 36 jam lepas dari pelabuhan Odesa, Ukraina. Kapal tersebut bermuatan 26.527 ton jagung yang akan dikirim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lebanon.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan kembalinya Ukraina ke jalur ekspor bahan pangan menjadi sebuah terobosan diplomatik dalam menengahi panasnya hubungan Rusia-Ukraina, di tengah terjadinya krisis pangan global. “Kami berharap akan ada lebih banyak gerakan keluar besok,” katanya. “Ini rumit, tetapi (akan) ada langkah lain yang direncanakan.”

Dujarric mengatakan, ada sekitar 27 kapal di tiga pelabuhan Ukraina yang sudah siap untuk berangkat dan mengirim komoditas ekspor Ukraina, terutama bahan pangan, ke pasar dunia.

Sinyal positif bagi krisis pangan dunia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Wikimedia Commoms)

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyambut baik keberangkatan Kapal Razoni. Ia berharap keberhasilan pengiriman ekspor pertama pasca serangan Rusia ke Ukraina ini sebagai sinyal positif dalam menanggulangi krisis bahan pangan global yang tengah mengancam ratusan ribu jiwa di dunia.

Ukraina berharap dapat mengekspor 20 juta ton biji-bijian yang disimpan di silo dan 40 juta ton dari panen yang sekarang sedang berlangsung. Beberapa kota yang menjadi sumber pangan masyarakat di kawasan Eropa ini misalnya, Odesa, Pivdennyi, dan Chornomorsk.

“Tujuan kami sekarang adalah memiliki jadwal yang teratur sehingga ketika satu kapal meninggalkan pelabuhan harus ada kapal lain–baik yang memuat maupun yang mendekati pelabuhan,” kata Zelensky.

Selain itu, rintangan saat melintasi laut hitam yang dipenuhi armada perang Rusia pun harus diatasi. Hal ini termasuk membersihkan ranjau laut dan menciptakan kerangka kerja bagi kapal untuk memasuki zona perang dengan aman dan mengambil kargo.

Kerja sama semua pihak

Ilustrasi perdagangan ekspor Ukraina. (Shutterstock/BestStock3D)

Kembalinya aktivitas ekspor Ukraina tak lepas dari kerja sama berbagai pihak, seperti pemerintah Turki dan PBB yang mengupayakan kesepakatan dengan Rusia untuk memungkinkan Ukraina kembali mengekspor bahan pangan melalui Laut Hitam.

Turki, PBB, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan pada 22 Juli untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina–Odesa, Chernomorsk, dan Yuzhny–untuk ekspor gandum yang telah tertahan selama berbulan-bulan akibat perang Rusia-Ukraina.

Keempatnya membentuk pusat koordinasi bersama di Istanbul,guna melancarkan kegiatan transportasi perdagangan, khususnya kapal-kapal dari Ukraina yang melalui kawasan Laut Hitam.

“Semua orang menerima bahwa langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi krisis produk biji-bijian, yang diikuti dunia dengan cermat, adalah keberhasilan dari upaya negara kita,” kata Erdogan seperti dikutip dari media Turki, AA. "Pekerjaan ini, yang diprakarsai di bawah kepemimpinan negara kita, merupakan keberhasilan diplomatik penting.”

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024