Jakarta, FORTUNE – Pemerintah terus mendorong terbentuknya ekosistem transportasi listrik demi penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dilakukan melalui berbagai upaya, mulai dari pembangunan industri hulu baterai, penggunaan alat transportasi listrik di berbagai kawasan, hingga pemakaian mobil listrik sebagai kendaraan resmi dalam KTT G20.
“Penggunaan kendaraan listrik merupakan strategi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan pengendalian pertumbuhan permintaan BBM sehingga kita bisa mengurangi impor BBM secara bertahap,” ujar Pengamat energi sekaligus Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, kepada Fortune Indonesia, Senin (28/3).
Menurutnya, upaya yang dilakukan ini menurutnya sudah tepat. Kendati demikian, dorongan ini juga harus mempertimbangkan penetrasi pasar kendaraan listrik dan transportasi berbasis listrik di masyarakat.
Faktor harga jadi penentu utama penggunaan kendaraan listrik
dalam mengadopsi teknologi kendaraan listrik di masyarakat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Di Indonesia, faktor harga kendaraan menjadi penentu utama penerapan teknologi listrik yang lebih ramah lingkungan dalam berbagai aktivitas masyarakat.
“Sebagian besar pasar kendaraan berada pada kisaran harga 200-400 juta rupiah. Jadi, untuk mobil listrik bisa diterima pasar, paling tidak harus ada di kisaran 300-500 juta rupiah. Untuk kendaraan listrik roda 2, pasar mengharapkan harga 12-18 juta rupiah, dengan spesifikasi kendaraan yang sekali mengisi baterai bisa menempuh jarak 70-80 kilometer,” kata Fabby.
Penggunaan energi bersih sejalan pertumbuhan ekonomi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengingatkan bahwa pada 2060, Indonesia harus mencapai target nol emisi karbon.
Untuk itu, transisi energi yang menuntut penggunaan energi bersih dan teknologi modern di berbagai sektor–termasuk transportasi–harus dapat berjalan selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang direncanakan.
“Kita harus bisa membuat suatu program bahwa transisi ini memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban. Tapi, yang harus dilihat dengan adanya transisi ini, merupakan suatu potensi untuk pertumbuhan ekonomi baru,” kata Arifin.
Berbagai upaya mendorong penggunaan transportasi berbasis listrik
Sebagai salah satu upaya menggaungkan penggunaan transportasi berbasis energi terbarukan, PT INKA (Persero) menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko dalam upaya mengembangkan transportasi listrik berupa ‘tram mover’ dan ‘shuttle bus’ di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Direktur PT TWC, Edy Setijono, mengatakan kerja sama ini nantinya juga akan dilakukan untuk moda-moda transportasi yang berbasis energi terbarukan lainnya.
“Untuk pengembangan moda-moda transportasi listrik di kawasan wisata maupun membangun konektivitas antardestinasi wisata,” katanya seperti dikutip dari laman resmi TWC, Senin (28/3).
Selain itu, Pemerintah Provinsi Keplauan Bangka Belitung tengah mempersiapkan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai sarana transportasi resmi delegasi G20, dalam sesi pertemuan Menteri Pembangunan di Pulai Belitung, pada 7-9 September 2022. Bukan cuma kendaraan listrik, stasiun pengisisan kendaraan listrik umum (SPKLU) dan panel surya pun juga sedang disiapkan.