India dan Jepang Cetak Rekor Hujan Ekstrem dalam Puluhan Tahun

Banjir dan longsor begitu ganas dan menelan korban jiwa.

India dan Jepang Cetak Rekor Hujan Ekstrem dalam Puluhan Tahun
Ilustrasi banjir India. Shutterstock/Jimmy Kamballur
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dalam waktu berdekatan, Jepang dan India mengalami rekor hujan deras berujung pada banjir parah yang mematikan. 

Dikutip dari laman euronews (11/7), hujan deras di Jepang telah memicu banjir dan tanah longsor di sebelah barat daya negeri tersebut. 

Peristiwa tersebut menewaskan setidaknya tiga orang dan menghilangkan sejumlah orang lainnya. Ratusan ribu penduduk diperintahkan untuk mengungsi dari rumahnya. 

Sejauh ini, sembilan orang masih belum diketahui keberadaannya setelah terbawa longsor di kawasan Fukuoka dan Oita. 

Seorang perempuan meninggal setelah tertimpa tanah longsor yang menghantam rumahnya, dan dua laki-laki diperkirakan telah kehilangan nyawa menyusul kendaraannya yang terjebak di tengah banjir. 

Delapan ruas sungai meluap dan belasan bukit menjadi jenuh dengan air hujan dan, akibatnya, melepas longsoran ke arah hilir. 

Menurut badan meteorologi setempat, puncak curah hujan telah lewat, dan peringatan bencana tidak lagi berada pada level tertinggi. 

Di India, hujan dengan curah tinggi jatuh di New Delhi. Hujan tersebut memecahkan rekor hujan paling lebat selama Juli dalam 40 tahun terakhir, dan menyebabkan banjir yang melahap 22 nyawa manusia, demikian warta The Japan Times

Badan meteorologi India meluncurkan peringatan bencana tertinggi karena hujan tersebut memicu banjir bandang dan tanah longsor di provinsi Himachal Pradesh, Uttarakhand, Punjab, dan Haryana. 

Sejak dekade 1950-an, hujan menjadi semakin sering dan intens, demikian keterangan dari konsorsium Weather Attribution. 

Sebuah kajian yang berbasis data selama 70 tahun menunjukkan bahwa faktor terbesar yang menjadi pemicunya adalah perubahan iklim akibat aktivitas manusia, dan lebih banyak hujan yang turun ketimbang salju. 

Untuk setiap derajat suhu yang meningkat, peluang untuk terjadi hujan ekstrem 2.000 meter di atas permukaan laut melonjak 15 persen. Untuk kawasan pegunungan dan masyarakat yang tinggal di hilir sungai, kondisi tersebut jelas sangat membahayakan. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 25 November 2024
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Swasembada Energi, Pemerintah Dorong Transisi Energi di Pedesaan
Daftar Harga Emas Hari Ini, 25 November 2024: Turun Rp2.000
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 25 November 2024