Jakarta, FORTUNE - Selama 70 tahun bertakhta, Ratu Elizabeth II telah menyaksikan pergi dan datangnya 15 perdana menteri. Dia tentu saja banyak membangun hubungan dengan para perdana menteri itu, dari Winston Churchill yang dikenang sebagai pemimpin Inggris untuk melewati Perang Dunia II, hingga Margaret Thatcher yang kesohor sebagai Iron Lady atau Wanita Besi karena gaya politiknya yang tak kenal kompromi.
Kebanyakan perbincangan politik dan pribadinya dengan para perdana menterinya rahasia. Orang hanya dapat mengintip sedikit via kisi-kisi yang ditawarkan dalam memoar atau interaksi sejarah mereka.
Berikut adalah daftar para perdana menteri itu, dikutip dari kantor berita Associated Press:
1. Winston Churchill, 1951-1955
Ketika ayahanda Elizabeth mangkat pada 1952, Churchill mengeluhkan perempuan itu "cuma seorang anak kecil." Namun, beberapa hari kemudian, Churchill dilaporkan berkomentar positif tentangnya: "Jika semua insan film dunia harus menjelajahi bumi ini, mereka takkan bisa menemukan siapa pun yang mirip dengannya." Keduanya kemudian menjalin hubungan baik.
2. Anthony Eden, 1955-1957.
Eden mengundurkan diri tidak lama setelah terjadi Krisis Suez atau Perang Sinai yang ditandai dengan serangan militer Britania Raya, Prancis, dan Israel terhadap Mesir pada Oktober 1956.
3. Harold Macmillan, 1957-1963.
Macmillan pernah menyatakan bahwa Elizabeth "ditakdirkan sebagai ratu bukan boneka." Dia juga bilang perempuan itu memiliki "hati dan hasrat seorang pria."
4. Alec Douglas-Home, 1963-1964
Douglas-Home adalah karib keluarga dari ibunda sang ratu. Dia hanya menjabat selama setahun.
5. Harold Wilson, 1964-1970, lalu 1974-76.
Wilson merupakan perdana menteri pertama dari Partai Buruh selama Elizabeth berkuasa. Hubungannya dengan sang ratu berjalan dengan rileks.
6. Edward Heath, 1970-1974
Pemimpin Partai Konservatif itu membawa Inggris masuk ke Masyarakat Ekonomi Eropa, pendahulu Uni Eropa.
7. James Callaghan, 1976-1979
Tahun-tahun yang dihabiskan Callaghan dalam pemerintahan didominasi oleh resesi ekonomi dan masalah dengan serikat pekerja.
8. Margaret Thatcher, 1979-1990
Perempuan yang dikenal sebagai 'Iron Lady' ini merupakan perdana menteri terlama dalam masa kekuasaan Elizabeth. Namun, hubungan keduanya diwartakan tidak berjalan dengan hangat.
9. John Major, 1990-1997
Major pernah suatu ketika pernah mengatakan: "Orang bisa bicara apa saja kepada sang ratu. Bahkan (mengungkapkan) isi pikiran yang mungkin takkan mau dilontarkan di hadapan Kabinet (menteri)."
10. Tony Blair, 1997-2007
Blair merupakan perdana menteri pertama yang lahir dalam masa kekuasaan Elizabeth. Dia ingat sang ratu berkata kepadanya: "Anda adalah perdana menteri saya yang kesepuluh. Yang pertama Winston. Itu sebelum Anda lahir."
11. Gordon Brown, 2007-2010
Masa jabatan Brown berakhir setelah kinerja Pemilu buruk dari Partai Buruh pada 2010.
12. David Cameron, 2010-2016
Cameron menjadi perdana menteri termuda menjabat selama Elizabeth berkuasa. Dia satu sekolah dengan putra sang ratu, Pangeran Edward.
13. Theresa May, 2016-2019
Masa jabatan Theresa May, perdana menteri perempuan Inggris yang kedua, berlangsung tiga tahun dan hampir sepenuhnya berkenaan dengan wacana Brexit. May berupaya membujuk Parlemen untuk mendukung wacana Brexit itu hingga tiga kali dan akhirnya mundur setelah selalu gagal.
14. Boris Johnson, 2019-2022
Johnson jelas bakal dicatat sejarah sebagai perdana menteri yang "menyelesaikan urusan Brexit." Namun, masa jabatannya ditandai dengan penanganannya atas pandemi Covid-19 dan sejumlah skandal politik domestik. Pada 2022, anggota pemerintahannya memaksa Johnson untuk mundur.
15. Liz Truss, September 2022 - kini
Truss unggul dalam kepemimpinan Partai Konservatif untuk menggantikan Johnson sebagai pemimpin partai yang berkuasa. Elizabeth secara resmi menunjuknya sebagai perdana menteri dalam sebuah upacara di Istana Balmoral pada 6 September, dua hari sebelum sang ratu mangkat.