Jakarta, FORTUNE - Ramadan merupakan bulan yang dinantikan oleh kaum muslim sedunia sebab ini bulan untuk menangguk banyak kebaikan. Segala hal yang berkaitan dengan penghambaan kepada Tuhan mendapat balasan berlipat, pun kebaikan terhadap sesama manusia. Itu sebabnya Ramadan sering disebut sebagai bulan penuh keberkahan.
Namun, Ramadan juga memberikan tantangan masing-masing bagi para pemeluk Islam yang menjalankannya, khususnya menyangkut puasa atau salat malam yang disebut Tarawih. Tidak semua muslim memiliki kelapangan dalam mempraktikkan praktik tersebut. Contoh saja para pekerja di anjungan minyak lepas pantai yang mesti melakukan tugasnya dalam kondisi yang—kadang kala—ekstrem, juga jauh dari keluarga dan daratan.
Foto-foto di bawah ini diambil dari musala Anjungan Bravo Flow Station, lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ), Minggu (2/4/2023). Selama bulan suci Ramadhan PHE ONWJ lebih menggalakkan kegiatan ibadah, dari tadarus Al Quran, shalat wajib berjemaah, ceramah agama, hingga Tarawih berjamaah.
Tarawih di anjungan
Jangan membayangkan salat tarawih di anjungan pengeboran lepas pantai terasa seperti menjalankannya di sebuah masjid di tengah lingkungan perumahan. Karena kondisi lingkungan kerja ketika siang yang terpanggang panas matahari, juga kemungkinan terpapar cuaca buruk, kondisi fisik dan mental yang tidak prima akan menggerus ketahanan Anda. Karena itu, ibadah tarawih yang membutuhkan ketenangan dan daya tahan juga kemungkinan tidak akan semudah yang dikira.
Dibutuhkan tekad kuat untuk mau berdiri menegakkan Tarawih setelah melakukan kerja keras seharian. Hanya mereka yang sanggup menaklukkan keengganan diri dapat menghadap Tuhannya setelah seharian berpuasa.
Hanya mereka yang memiliki niat kuat dan determinasi tinggi untuk menyandang status hamba dapat melakoni ritual penting dalam Ramadan selain puasa ini.