Jakarta, FORTUNE - Ratu Elizabeth II, pemimpin kerajaan Inggris yang paling lama bertakhta, meninggal dunia dengan tenang di kediamannya di Istana Balmoral, Skotlandia, pada Kamis (8/9) waktu setempat. Dia telah menduduki kursi tertinggi kerajaan Inggris selama 70 tahun dan memiliki kharisma tinggi di negerinya maupun panggung dunia. Ratu Elizabeth II berusia 96 tahun.
Dengan mangkatnya sang ratu, Pangeran Charles III, yang berusia 73, otomatis naik menggantikannya dalam posisi sebagai raja, dan kesempatan tersebut kembali mengetengahkan frasa terkenal itu, 'God, save the king'.
"Kematian ibunda saya tercinta, Yang Mulia Ratu, merupakan momen kesedihan luar biasa bagi saya dan semua anggota keluarga [kerajaan]," demikian peryataan pertama Charles setelah menjadi raja, seperti dikutip dari akun resmi keluarga kerajaan @RoyalFamily di Twitter. "Kami sangat berduka atas wafatnya sang ratu yang sangat disayang, sekaligus ibu yang begitu dicintai. Saya tahu kepergiannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri ini, di kalangan kerajaan, dan Persemakmuran, dan banyak orang di seluruh dunia."
Ratu Elizabeth menaiki takhta kerajaan saat usianya masih 25 setelah ayahnya, George VI, mangkat pada 1952. Masa kekuasaannya membentang usai Perang Dunia II, transisi Inggris dari kerajaan menjadi Persemakmuran, akhir Perang Dingin, serta masuk dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Selama berkuasa, dia menaungi 15 perdana menteri dari Winston Churchill yang lahir pada 1874 dan Liz Truss yang lahir 101 tahun kemudian pada 1975. Dia akan dilepas dengan pemakaman kenegaraan kira-kira 10 hari lagi di gereja kerajaan, Westminster Abbey, London.
Kabar mengenai menurunnya kesehatan Ratu Elizabeth datang pada Kamis petang setelah para doktornya mengatakan dia tengah diawasi secara medis. Keluarganya pun bergegas ke Skotlandia untuk mendampinginya, demikian kabar dari sejumlah media.
Pangeran Charles III menjadi raja
Mangkatnya Ratu Elizabeth akan membuat putra mahkota, Pangeran Charles III, menjadi raja dengan gelar Raja Charles III. Itu keputusan pertama dari sang raja. Dia bisa saja memilih satu dari empat namanya untuk gelar tersebut, yakni Charles Philip Arthur George, begitu lansir kantor berita BBC.
Charles diharapkan akan secara resmi di diproklamirkan sebagai Raja pada Sabtu ini di Istana St. James di London, di hadapan badan resmi untuk urusan seremonial yang dikenal sebagai Accession Council.
Teorinya, 700 orang bisa menghadiri acara tersebut. Namun, karena waktu pemberitahuan yang pendek, hadirin yang datang mungkin akan lebih sedikit. Pada saat Elizabeth ditahbiskan sebagai ratu pada 1952, hadirin mencapai 200 orang.
Charles pun menjadi kepala negeri-negeri Persemakmuran yang terdiri dari 56 negara merdeka dan sekitar 2,4 miliar penduduk. Untuk 14 negara anggotanya, termasuk Inggris, Raja merupakan kepala negara.
Negara-negara yang dikenal sebagai Persemakmuran itu adalah Australia, Antigua dan Barbados, Bahama, Belize, Kanada, Granada, Jamaika, Papua Nugini, St. Christopher dan Nevis, St. Lucia, St. Vincent dan Grenadines, Selandia Baru, Kepulauan Solomon, dan Tuvalu.