5 Provinsi Penghasil Gula Terbanyak, Unggul dalam Produksi!

Pemimpin industri gula di Indonesia

5 Provinsi Penghasil Gula Terbanyak, Unggul dalam Produksi!
Ilustrasi tebu (pexels/Adrienne Andersen)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Salah satu komoditas perkebunan yang berperan dalam perekonomian Indonesia adalah gula. Hasil perkebunan banyak dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan pasar dalam ataupun luar negeri.

Dilansir Statistik Indonesia 2024 yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), produksi tebu berada di posisi 2,2 juta ton tahun 2023. Dibandingkan dengan tahun 2022, produksi tebu memperlihatkan penurunan dari 2,4 juta ton.

Meskipun begitu, produksi tebu untuk gula masih berada di angka rata-rata 2 juta produksi gula setiap tahunnya. Di antara beberapa tempat produksi gula di Indonesia, ada beberapa daerah yang banyak diandalkan sebagai penghasil tebu terbesar.

Berikut beberapa Provinsi Penghasil Gula terbanyak berdasarkan jumlah produksi tebu di Indonesia.

1. Jawa Timur

Di posisi teratas, provinsi Jawa Timur berhasil mengamankan tempatnya pada peringkat pertama. Pada tahun 2023, Jawa Timur berhasil memproduksi tebu sebanyak 1,1 juta ton. Dengan volume produksi tersebut, Jawa Timur menjadi provinsi penghasil gula terbanyak di Indonesia.

Jika dibandingkan dengan tahun 2022, produksi tebu di Jawa Timur cukup stabil di angka 1 juta ton per tahun. Menariknya, Jawa Timur menyumbang produksi gula sebanyak 49,55 persen dari hasil produksi gula nasional di tahun 2022.

Sudah sejak lama Jawa Timur memang dikenal sebagai produsen gula terbesar. Pasalnya, hampir 73 persen pabrik gula di Indonesia berada di Jawa Timur. Untuk lahan, Jawa Timur mengalokasikan sebesar 227 ribu hektare sebagai perkebunan gula.

2. Lampung

Bergeser ke pulau Sumatera, provinsi Lampung sukses membawa namanya di peringkat kedua setelah Jawa Timur. Untuk volume produksinya, Lampung tidak mau kalah yang lain dengan total produksi 648 ribu ton di tahun 2023. 

Lahan seluas 141,2 ribu hektare dimanfaatkan sebagai kawasan perkebunan tebu di Lampung. Salah satu produsen gula tebu terbesar di Indonesia juga memiliki area perkebunan tebu di Lampung, yaitu PT Sugar Group Companies.

Hingga saat ini, total ada tiga anak perusahaan yang berperan sebagai produsen gula yang tersebar di Lampung. Ada PT Gula Putih Mataram, PT Sweet Indo Lampung, dan PT Indolampung Perkasa (ILP). Perusahaan tersebut banyak berlokasi di Lampung Tengah dan Tulang Bawang.

Dikenal akan produksi gula kristal putihnya, perseroan ini kerap mendistribusikan produknya lebih dari 12 provinsi di seluruh Indonesia.

3. Jawa Tengah

Provinsi penghasil gula terbanyak berikutnya ada Jawa Tengah. Dengan total produksi sebesar 194 ribu ton di tahun 2023, Jawa Tengah berhasil mencapai posisi ketiga. 

Untuk jumlah pabrik gula, pulau Jawa termasuk daerah yang memiliki pabrik gula terbanyak di Indonesia. Tidak heran, pulau Jawa cukup mendominasi sebagai daerah penghasil gula terbesar. Di Jawa Tengah, total ada 15 pabrik gula.

Kendati demikian, hanya ada 8 pabrik yang masih aktif dan 5 pabrik masih eksis memproduksi gula. Sebagian besar pabrik tersebut juga banyak berpusat di Pati. Selain itu, ada Sragen, Rembang, Kudus, hingga Blora yang juga menjadi sentra produksi gula di Jawa Tengah.

Selain produksi gula tebu, Jawa Tengah juga cukup unggul dalam produksi gula aren. Di tahun 2021, produksi gula aren berada di posisi 3,6 ribu ton. Produksi gula kepala juga cukup potensial di Jawa Tengah.

4. Sumatera Selatan

Dikenal dengan julukan Bumi Sriwijaya, Sumatera Selatan ternyata memiliki peran penting dalam produksi gula nasional. Dengan total lahan perkebunan tebu seluas 31,6 ribu hektare, Sumatera Selatan berhasil memproduksi tebu sebanyak 114 ribu ton pada tahun 2023.

Capaian tersebut juga menempatkan provinsi ini sebagai daerah penghasil gula nomor empat di Indonesia setelah Jawa Timur, Lampung, dan Jawa Tengah.

Menariknya, perkebunan tebu yang berada di provinsi ini berhasil membangun industri gula terintegrasi di lahan rawa. PT Pratama Nusantara Sakti (PNS) menjadi pionir pengembangan perkebunan tebu di area rawa. Hingga tahun 2022, perseroan ini sudah menanam tebu di lahan seluas 11,4 ribu hektare. 

Inovasi tersebut juga diharapkan menjadi langkah besar bagi pemanfaatan lahan rawa di Indonesia sebagai kawasan perkebunan yang menguntungkan. Sehingga permintaan gula di pasar bisa tercukupi dan meningkatkan pemasukan negara lewat aktivitas ekspor.

5. Jawa Barat

Provinsi penghasil gula terbanyak yang terakhir ada Jawa Barat. Di tahun 2023, Jawa Barat berhasil memperoleh volume produksi sebanyak 56 ribu ton. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, volume produksi mengalami penurunan dari 61 ribu ton.

Meskipun begitu, salah satu perusahaan produsen tebu mengalami peningkatan produksi yang signifikan, yaitu PT PG Rajawali II Wahyu Sakti. Dari total lima pabrik gula di Jawa Barat, terjadi peningkatan produksi dari 9 juta pada tahun 2021 menjadi 11,5 juta kuintal pada tahun 2023. 

Selain perkebunan besar swasta, perkebunan rakyat juga cukup mendominasi produksi tebu di Jawa Barat. Sentra produksi tebu banyak berpusat di Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Subang.

Itu dia daftar provinsi penghasil gula terbanyak yang menjadi pemimpin produksi tebu terbesar di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat!

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Daftar Sektor Berpotensi Tuah Manfaat Program Prabowo-Gibran
Sritex (SRIL) Pailit, Bagaimana Nasib Investor Publik dan Sahamnya?
BEI dan Target IPO 2025, Juga Upaya Mewujudkannya
Sritex Dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
52 K/L Belum Pungut Denda dan Kurang Bayar, Total Rp3,44 Triliun
Laba Bersih Kuartal III Anjlok 28%, Unilever Enggan Ikut Perang Harga