Jakarta, FORTUNE – Perhelatan Fortune Indonesia Summit tahun 2025 memasuki kali keempat dan diselenggarakan di The Westin, Jakarta, Kamis, (06/02). Acara ini merupakan platform multistakeholder yang melibatkan beberapa pembuat keputusan paling berpengaruh di dunia bisnis Indonesia.
Pada sesi ketiga pembahasan semakin menarik dengan mengangkat tema “Closing The Gap: Executing On Purpose”, bersama narasumber Vandana Suri, Director of Unilever Indonesia dan Hugeng Gozali, Director Astra Financial yang dimoderatori oleh William Utomo, COO IDN.
Mengenal konsumen Indonesia dan menetapkan strategi yang relevan
Sebelum ditunjuk sebagai Direktur Unilever Indonesia, Vandana telah berpengalaman selama 12 tahun di Unilever memimpin di berbagai divisi termasuk Home Care, Beauty & Wellbeing dan Foods. Sehingga Vandana memiliki cara pandang yang unik dan menarik, terutama dalam hal ini mengenai market di Indonesia.
“Menurut saya setiap pasar itu unik, ketika saya melihat Indonesia secara khusus, yang membuatnya sangat unik adalah populasi konsumen Muslim yang sangat besar. Oleh karena itu, agama, bukan saja identitas, tetapi juga cara hidup. Hal ini merupakan insight penting bagi para pemain bisnis dalam mendorong inovasi yang relevan dengan konsumen,” paparnya.
Selain itu, Vandana juga menyampaikan strategi untuk menghadapi demand konsumen yang dipengaruhi oleh keadaan sosial, polarisasi nilai, serta perubahan channel. Ia menyoroti tentang penggunaan teknologi dan digitalisasi. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan berkomunikasi melalui media sosial, salah satu caranya dengan melakukan kustomisasi konten untuk berbagai segmen atau generasi.
Memperkuat value dan dampak keberlanjutan
Pada saat sesi, Vandana menjelaskan tentang visi Unilever yaitu brighten everyday life for all serta membangun dunia yang lebih baik, adil, dan inklusif. Ia percaya bahwa nilai-nilai keberlanjutan merupakan bagian penting dari strategi perusahaan.
Khususnya di divisi Beauty & Wellbeing yang ia pimpin, hal ini diimplementasikan dalam tiga pilar yakni Inklusifitas, Keadilan Gender dan Well-being. Sebagai contoh Unilever Indonesia melalui brand POND’S Age Miracle dan TRESemmé berkolaborasi dengan Jakarta Fashion Week mengajak perempuan mendaftar menjadi model runway tanpa adanya batasan tinggi dan berat badan maupun persyaratan pengalaman modelling sebelumnya.
Implementasi dari Keadilan Gender melalui program “Glow & Lovely Bintang Beasiswa” yang telah berlangsung sejak 2017 membuka akses ke pendidikan tinggi untuk 485 perempuan muda agar mereka dapat berani melangkah dan mengembangkan diri mewujudkan cita-citanya.
Terakhir, di pilar Well-being, Vaseline sebagai brand yang peduli dengan kesehatan kulit terus mewujudkan misinya untuk membantu wanita Indonesia hidup bebas tanpa batas. Kampanye #lampauimatahari berkolaborasi dengan komunitas Albino untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melindungi kulit dari paparan matahari.
Saat pemaparan akhir, Vandana juga menyampaikan tentang tiga kunci yang sangat penting agar bisnis terus menjadi kekuatan untuk kebaikan. “Tiga kunci tersebut, pertama, memenuhi kebutuhan pasar dalam hal informasi dan premiumization. Kedua, perusahaan perlu terus bergerak dengan tujuan mulia (purpose). Dan ketiga, menggandeng seluruh ekosistem industri untuk mendorong agenda keberlanjutan bersama-sama.” (WEB)