Ethiopia Jadi Negara Pertama yang Melarang Kendaraan BBM Beroperasi

Hanya mobil listrik yang diizinkan.

Ethiopia Jadi Negara Pertama yang Melarang Kendaraan BBM Beroperasi
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik (Unsplash/@chuttersnap)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ethiopia menjadi negara pertama yang melarang kendaraan dengan mesin pembakaran internal atau Internal Combustion Engine (ICE).

Melansir notebookcheck.net pada Kamis (15/2), langkah ini merupakan lompatan besar menuju mobilitas berkelanjutan dan mendahului rencana Uni Eropa untuk melarang mesin pembakaran internal mulai tahun 2035.

Meskipun demikian, belum diketahui kapan regulasi baru ini akan mulai berlaku dan apakah juga akan berlaku untuk mobil bekas. Sebab selama puluhan tahun negara-negara di Afrika "menjadi tempat pembuangan mobil bekas dari negara lain," Ethiopia ingin mengubah hal ini sekaligus mengubah peta industri.

Menteri Ethiopia, Alemu Sime, menyampaikan setelah menghabiskan sekitar US$6 miliar tahun lalu untuk mengimpor bahan bakar fosil, Kementerian Transportasi dan Logistik Ethiopia baru saja memutuskan untuk hanya mengizinkan kendaraan listrik yang masuk.

“Salah satu alasan di balik keputusan ini adalah ketidakmampuan Ethiopia untuk membiayai impor bensin karena keterbatasan sumber devisa,” katanya kepada APA News

Selain itu, impor bensin dan solar pun semakin sulit karena ada tekanan ekonomi karena harga minyak semakin mahal.

Investasi infrastruktur energi

Pada saat yang sama, Ethiopia telah berinvestasi untuk membangun infrastruktur energinya dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika akan segera diresmikan, setelah sebelumnya sebagian dioperasikan pada 20 Februari 2022 dengan pengoperasian dua turbin pertama dengan kapasitas total 750 megawatt.

Namun, aktivasi penuh Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Ethiopia Agung (GERD) belum sepenuhnya selesai. Pembangkit listrik tenaga air ini tidak akan mencapai kapasitas rancangannya penuh sebesar 6.000 megawatt, dan para ahli memperkirakan kapasitasnya akan sekitar 3.000 megawatt.

Meskipun demikian, dengan memanfaatkan fluktuasi musiman dan sumber energi lainnya, GERD dapat memberikan kontribusi penting terhadap pasokan listrik negara. Tantangan berikutnya adalah peningkatan infrastruktur pengisian daya dan keandalan pasokan listrik negara.

Related Topics

BBMElectric Vehicle

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya