Jakarta, FORTUNE - Country Marketing Manager Jobstreet Indonesia, Sawitri Hertoto mengatakan, pasar tenaga kerja Indonesia mulai pulih tahun lalu. Ini ditandai dengan meningkatnya lowongan kerja per bulan pada 2021.
“Vaksinasi Covid-19 yang berjalan dengan baik membuat optimisme masyarakat untuk kembali bekerja naik,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/6).
Berdasarkan laporan JobStreet Job Outlook Report 2022, lowongan kerja meningkat 19,5 persen pada Agustus 2021 dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian, jumlahnya naik lagi 5,6 persen per Desember tahun lalu.
Laporan juga mengungkap data mengenai faktor ketertarikan utama bagi pekerja di Indonesia, yakni gaji dan kompensasi. Dia menjabarkan, ada lima data terbaru seputar kondisi pasar kerja Indonesia yang dapat ditemukan dalam laporan ini.
“JobStreet Job Outlook Report 2022 yang berisikan data terkini seputar industri-industri yang sudah mulai pulih dan sedang mencari karyawan, serta posisi apa saja yang saat ini sedang banyak dilamar pencari kerja. Laporan ini juga dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menyusun lowongan pekerjaan dan penawaran remunerasi yang menarik bagi pencari kerja,” ujarnya.
5 fakta pasar kerja Indonesia
JobStreet Job Outlook Report 2022 memerinci lima poin penting pasar kerja Indonesia sebagai berikut.
- Terdapat peningkatan dalam jumlah lowongan kerja hingga dua kali lipat dari 2020 ke 2021. Tingkat pengangguran pun menurun dari 7,07 persen menjadi 6,49 persen.
- Seiring banyaknya masyarakat Indonesia yang sudah menerima vaksinasi, jumlah lowongan kerja pun meningkat 45,8 persen dari Juli sampai Desember 2021.
- Lima industri dengan pertumbuhan dan pemulihan yang kuat adalah transportasi dan logistik; grosir; layanan kesehatan dan medis; perawatan; kecantikan dan kebugaran; serta zat kimia, pupuk dan pestisida.
- Industri manufaktur menjadi industri dengan iklan lowongan kerja terbanyak; dan kecantikan, kesehatan dan kebugaran menjadi spesialisasi dengan iklan lowongan kerja terbanyak.
- Jumlah total lamaran kerja di 2021 adalah sebanyak 110,8 juta lamaran. Di antara jumlah tersebut, industri manufaktur menjadi industri dengan volume lamaran terbanyak dan Admin & HR menjadi spesialisasi dengan volume lamaran terbanyak.
Terkait kebutuhan kompetensi di perusahaan, Sawitri menjelaskan bahwa kebutuhan tenaga kerja khususnya talenta digital tetap tingg seiring dengan tren digitalisasi dan otomasi di setiap industri.
“Orang dengan kemampuan teknologi informasi (IT), data analyst, dan business analyst. Tenaga kerja tersebut dibutuhkan karena mampu menggunakan perangkat lunak (software) khusus untuk mengolah data. Ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya,” katanya.
Penyebab karyawan mundur perlahan
Walau kondisi mulai pulih dari pandemi, saat ini terjadi fenomena karyawan mengundurkan diri karena kenyataan tidak sesuai ekspektasi mereka. Salah satunya karena gaji yang dianggap tidak sepadan.
Meskipun demikian, masih ada faktor lain yang mendorong orang-orang rela meninggalkan pekerjaannya walaupun di tengah ketidakpastian situasi pandemi Covid-19. Faktor yang dimaksud adalah ketidakcocokan gaji, tugas dan pekerjaan yang tidak sesuai harapan, hingga fleksibilitas untuk bekerja WFO maupun WFH.
Kenyataan yang tidak sesuai harapan alias expectation gap menjadi penyebab terbesar di balik keputusan pekerja resign. Itu dapat terjadi lantaran pekerja tidak memahami industri yang dimasuki, termasuk tidak mampu memenuhi persyaratan yang diminta perusahaannya.
"Misalnya pindah ke FMCG dari e-commerce. Kelihatannya dekat padahal cukup jauh perbedaannya," ujar Sawitri.
Penyebab expectation gap lainnya adalah proses rekrutmen perusahaan yang berjalan tidak baik. Sejak awal proses perekrutan, ada kemungkinan pekerja tidak bertanya secara terperinci kepada recruiter. Hal tersebut dikatakan Sawitri menjadi biang di balik tidak pahamnya pekerja terhadap tanggung jawab yang dipegang.
"Bahkan setelah mereka bekerja tidak ada onboarding yang cukup jelas dan secara terperinci," ujarnya.
JobStreet juga menyarankan perusahaan menetapkan kebijakan dan pedoman kerja yang jelas dan terbuka. Perusahaan perlu menentukan jam kerja yang fleksibel, sebab selama pandemi karyawan merasa jam kerja semakin panjang. Perusahaan tetap harus menyiapkan tempat kerja bagi pegawai yang WFO, termasuk protokol kesehatan dan perlengkapan kerja.
Gaji tidak sepadan dengan beban kerja
Faktor lain yang menyebabkan banyak pekerja resign adalah gaji yang tidak sesuai dengan keinginan. Pasalnya besaran gaji -termasuk kompensasi- merupakan faktor terpenting di Indonesia menurut catatan Job Outlook Report 2022. Sawitri menerangkan, besaran gaji sebaiknya mulai dinegosiasikan ketika pekerja baru saja diterima di perusahaan baru supaya tidak menimbulkan masalah.
Untuk membantu pelamar kerja mencari pilihan gaji terbaik sesuai spesialisasinya, JobStreet lantas menghadirkan fitur panduan gaji. Fitur itu memungkinkan mereka mengetahui nilai gaji sesuai pasar tenaga kerja berdasarkan empat kriteria, yakni spesialisasi, posisi, industri, dan gaji pokok bulanan. Panduan gaji JobStreet memberi informasi kepada pelamar kerja seputar tinggi-rendahnya gaji dan industri yang menawarkan gaji tertinggi sesuai spesialisasi.
JobStreet juga menghadirkan Kalkulator Gaji JobStreet. Tersedia fitur untuk menghitung potongan-potongan pada gaji termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan BPJS agar nominal gaji bersih yang seharusnya diterima bisa diketahui.