Jakarta, FORTUNE - Indonesia saat ini tengah menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Hingga10 Februari 2022 pemerintah melaporkan kasus harian positif Corona hari ini sebanyak 46.618 kasus. Untuk menghadapi lonjakan kasus, Dompet Dhuafa berupaya bergerak untuk membantu masyarakat dan pemerintah. Salah satu yang dilakukan adalah mengaktivasi kembali layanan Crisis Center 24 jam.
"Kami akan mengaktivasi kembali Hotline pada program Crisis Center. Hal ini diluncurkan kembali agar diinformasikan kepada masyarakat, agar bisa memaksimalkan pelayanan yang kami lakukan," ujar Direktur DBPM Dompet Dhuafa, Ustaz Ahmad Shonhaji, dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/2).
Rumah sakit lapangan, rumah sakit kontainer, 21 klinik, dan 30 unit ambulans disiagakan.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Respon Covid-19 Dompet Dhuafa, dr. Yeni Purnamasari mengatakan Dompet Dhuafa melalui Crisis Center akan memberikan layanan berupa layanan ambulans bagi penyintas COVID-19, layanan bantuan untuk isolasi mandiri (isoman) berupa obat dan pemantauan berkala, dukungan oksigen di fasilitas mini station oksigen, layanan pemusalaran jenazah, layanan psikososial dan religi, layanan dapur umum di wilayah zona-zona merah, hingga pendistribusian paket nutrisi dan sembako. Dukungan lain yang diberikan, salah satunya layanan saluran siaga (Hotline) Covid-19 yang bisa diakses selama 24 jam.
Untuk menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19, program Crisis Center diluncurkan dengan posko komando berada di Gedung Philantrophy, Jakarta Selatan.
"Nomor hotline-nya, 08111617101, bisa diakses melalui Whatsapp selama 24 jam. Kami menyediakan tenaga medis untuk melakukan upaya triase, telecounseling, dan telemedicine, sekaligus terintegrasi dengan layanan lain di DD," kata dr. Yeni.
Sebelumnya, Dompet Dhuafa telah menggulirkan dua kali program crisis center sejak awal pandemi pada 2020. DD memfasilitasi ke rumah sakit rujukan, menyediakan empat rumah sakit lapangan, satu rumah sakit kontainer, 21 klinik, serta 30 unit ambulans. Untuk ketersediaan ambulans, ia menyebut pihaknya sedang mengupayakan integrasi dengan sistem Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) milik pemerintah, agar lebih terpadu.
Di gelombang pertama, DD fokus pada edukasi, sterilisasi, desinfeksi, serta penyediaan alat pelindung diri (APD) yang kala itu sangat kekurangan. Pada gelombang kedua, layanan yang diberikan lebih bervariasi, termasuk program Food for Dhuafa.
"Kita juga menyiapkan upaya vaksinasi COVID-19, tidak hanya untuk kelompok umum, tapi juga lansia, penyandang disabilitas, anak-anak dan kelompok adat," ucap dia. Adapun 13.964 paket makanan dibagikan melalui keberadaan dapur umum Dompet Dhuafa. Layanan ambulans jenazah juga digulirkan menyusul angka kematian yang tinggi saat itu.
Upaya vaksinasi booster dan rumah isolasi komunitas
Tak hanya itu, Dompet Dhuafa mengupayakan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk pelaksanaan vaksinasi penguat (booster) Covid-19.
Di daerah Jawa Barat, DD juga menyediakan rumah isolasi komunitas. Keberadaannya diaktivasi bersama gugus tugas Covid-19 dan puskesmas setempat untuk menampung masyarakat sekitar.
"Layanan Crisis Center ini sudah kita jalankan dari awal kasus omicron ini meningkat. Sudah cukup banyak masyarakat yang mengakses layanan ini. Crisis Center terus ada sejak gelombang pertama, tapi menyesuaikan dengan kebutuhan dari masyarakat," ujar dr. Yeni.
Senada dengan itu, Direktur Dakwah, Budaya, dan Pelayanan Masyarakt (DBPM) sekaligus Ketua Gugus Tugas Nasional Covid-19 Dompet Dhuafa, Ahmad Shonhaji, mengatakan pihaknya terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki semangat kerelawanan.
"Menghadapi gelombang ketiga ini, Dompet Dhuafa mengajak seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, lembaga swasta, lembaga kemanusiaan lain, para stakeholder, atau siapa pun untuk KolaborAksi, dan bersinergi dalam penanganan Covid-19,” katanya,