Jakarta, FORTUNE - Kuantitas dan kompetensi peneliti Perempuan terus menjadi perhatian. Pada tahun 2021, UNESCO mencatat bahwa hanya 33,3 persen dari peneliti di seluruh dunia adalah perempuan. Untuk mendukung para peneliti perempuan, program L’Oréal-UNESCO For Women in Science digelar untuk memberikan dampak positif melalui platform khusus untuk mendorong inovasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan, baik dalam kategori life sciences maupun non life sciences.
Dalam momen peringatan Hari Pahlawan, L’Oréal-UNESCO For Women in Science kembali memberikan dukungan bagi perempuan peneliti Indonesia yang telah menjadi pahlawan di bidang sains.
President Director L’Oréal Indonesia, Junaid Murtaza, mengatakan pihaknya percaya bahwa dunia membutuhkan sains dan sains membutuhkan perempuan. Dalam mencapai kesuksesan program For Women in Science di Indonesia, L’Oréal Indonesia bermitra dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
"Lebih dari sebatas kemitraan, dengan sinergi ini, kami berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendorong kenaikan jumlah maupun kapabilitas peneliti perempuan, memajukan dunia sains di Indonesia, dan menjadi katalis lahirnya berbagai inovasi yang akan berguna bagi banyak khalayak," ujarnya dalam keterangan pers, dikutip Selasa (27/11).
Sejak tahun 2004, program tersebut telah memberikan dukungan pendanaan kepada 71 ilmuwan perempuan di Indonesia. Dukungan ini telah membantu para perempuan peneliti dalam melakukan penelitian dan eksplorasi ilmiah, mendorong inovasi, dan mengatasi tantangan di bidang ilmu pengetahuan.
Tahun ini, empat perempuan yang masing-masing berhasil memenangkan pendanaan riset senilai Rp100.000.000 adalah Karlia Meitha, Ph.D. (Institut Teknologi Bandung), Dr. Widiastuti Setyaningsih S.T.P., M.Sc (Universitas Gadjah Mada), Dr. Fitri Aulia Permatasari, M.Eng. (Institut Teknologi Bandung), Pietradewi Hartrianti, S.Farm, M.Farm, Ph.D.(Indonesia International Institute for Life Sciences). Keempat pemenang tersebut mengusung penelitian dengan memanfaatkan potensi biodiversitas yang menghadirkan berbagai terobosan inovatif di bidang ketahanan pangan dan kesehatan yang berkelanjutan.
Mengakselerasi jumlah peneliti perempuan di Indonesia
Berdasarkan Data Badan Riset dan Inovasi Nasional 2023, terjadi peningkatan persentase perempuan peneliti 45 persen. Diharapkan hadirnya L’Oréal-UNESCO For Women in Science dapat mengakselerasi pertumbuhan jumlah perempuan peneliti di Indonesia, serta memberikan dampak positif melalui platform khusus untuk mendorong inovasi dalam kemajuan ilmu pengetahuan, baik dalam kategori life sciences maupun non life sciences.
"Dukungan fasilitas penelitian, pendanaan, dan lingkungan kerja yang kondusif adalah kunci kesuksesan penelitian. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan penelitian yang inovatif, berdampak luas, dan berpotensi mengubah dunia,” ujar Dr. Itje Chodidjah, M.A., Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pada tahun ini, dengan memanfaatkan potensi keanekaragaman hayati Indonesia, keempat proposal penelitian National Fellows L'Oréal-UNESCO For Women In Science 2023 menghadirkan terobosan di bidang ketahanan pangan dan kesehatan. Hal ini membawa satu kebaruan yang menarik dan berbeda dibanding proposal penelitian sebelumnya.
Sumber biodiversitas umumnya dapat terurai secara alami, ramah lingkungan, dan memiliki potensi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, penggunaannya dapat mendukung keberlanjutan sumber daya dan berpotensi menggantikan bahan-bahan konvensional yang kurang ramah lingkungan.
"Indonesia juga dikenal sebagai negara mega-biodiversitas. Kekayaan alam yang berlimpah yang dimiliki Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan penelitian di bidang life science maupun non-life science, misalnya untuk mendukung ketahanan pangan di tingkat nasional maupun global," kata Prof. Dr. Fenny M. Dwivany selaku Dewan Juri For Women in Science.