Jakarta, FORTUNE - Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Adi Kuncoro, mengungkapkan bahwa Lion Air Group telah dipercaya oleh pemerintah Indonesia untuk turut serta dalam melayani penerbangan jemaah Haji tahun 2025. Pernyataan tersebut disampaikan Daniel dalam rapat dengan Komisi VIII DPR bersama jajaran direksi PT Garuda Indonesia, Citilink, Saudi Airlines, dan Lion Air yang digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (2/1) malam.
"Terkait dengan persiapan kami, Lion Air dalam menghadapi haji reguler tahun 2025. Sekali lagi kami ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada pemerintah, memberikan kepercayaan kepada kami di tahun 2025 ini untuk ikut melayani jemaah haji Indonesia untuk musim haji 2025," kata Daniel.
Daniel menambahkan, sejak 2009 Lion Air Group telah memiliki dua pesawat badan lebar dengan tipe Boeing 747-400, serta sudah melayani penerbangan jemaah umrah. "Tahun 2009 kita layani jemaah umrah Indonesia," ungkap Daniel.
Dua tahun setelahnya, pada 2011, Lion Air Group dipercaya oleh Flynas, maskapai asal Arab Saudi, untuk menyewakan beberapa pesawatnya. Armada yang disewa tersebut juga turut mendukung penerbangan jemaah haji, termasuk dari wilayah Afrika, Eropa, Asia Tengah, dan Asia, termasuk Indonesia.
"Sehingga hampir 13 tahun sebetulnya kami sudah melayani penerbangan-penerbangan dengan jemaah umrah," ujarnya.
Kesiapan dan transparansi biaya penerbangan
Daniel juga membeberkan kesiapan Lion Air Group menghadapi musim haji 2025. Menurutnya, pesawat yang digunakan semuanya milik sendiri dengan usia tertua pesawat 10 tahun atau dioperasikan sejak 2014.
"Untuk masing-masing embarkasi dan debarkasi, kami siap 100 persen. Total 10 pesawat dengan jumlah kru 116 pilot, 531 pramugari dan pramugara, jumlah engineer 64 orang. Kami juga menyiapkan tiga pesawat untuk backup."
Terkait biaya, Daniel menyatakan perhitungan anggaran sudah diberikan kepada Kementerian Agama. Namun, ia tidak memerinci detailnya sebab belum resmi ditetapkan.
"Kami diberikan cukup singkat dalam dua hari, tapi kami belum menerima informasi detail soal jumlah jemaah jadi masih berandai-andai, sehingga jami memang menghitung direct cost, indirect cost, termasuk total operating cost tapi kami fleksibel mengikuti arahan pemerintah terkait anggaran," kata Daniel.
Menanggapi hal itu Anggota Komisi VIII DPR RI dari Daerah Pemilihan NTB I, Mahdalena, meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan pihak Maskapai Penerbangan untuk bersikap transparan dalam membahas rincian biaya komponen penerbangan ibadah haji tahun 2025/1446 H.
Legislator dari Fraksi PKB tersebut menekankan bahwa keterbukaan informasi mengenai biaya penerbangan jemaah haji sangat berpengaruh pada keputusan naik atau tidaknya biaya haji tahun ini.
"Data-data terkait berapa biaya yang diajukan oleh maskapai ini sangat kami butuhkan. Seperti Garuda angkanya berapa, Saudi Airlines, dan Lion berapa. Jadi jangan kucing-kucingan aja sama Kemenag, seakan-akan kami tidak ada di sini," kata Mahdalena.
Dia juga menegaskan, khusus Lion Air ini adalah tahun pertama untuk mengurus jemaah haji Indonesia. Maka ia ingin agar pihak Lion Air tidak menawarkan harga yang lebih tinggi daripada Garuda dan Saudi Airlines. Mahdalena berharap Lion Air juga memperhatikan kualitas pelayanannya, terutama mengenenai kepastian jadwal keberangkatan jemaah haji.
“Kalau nanti pada akhirnya pemerintah menggunakan Lion Air menjadi salah satu maskapai jemaah haji, tolong jangan sampai jadwalnya sering ada penundaan atau delay. Karena yang saya tahu, Lion itu kebiasaan sering terlambat seperti kata netizen. Tolong tingkat delay pemerintah perhatikan,” ucapnya.