Jakarta, FORTUNE - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, meminta perusahaan kesehatan membuka pusat penelitian dan pengembangan untuk melatih dokter Indonesia dan mengembangkan kemampuannya.
“Jika ingin membuka usaha di Indonesia, pemerintah Indonesia akan memprioritaskan pembangunan pusat penelitian dan pengembangan. Setelah peralatannya siap, kita akan memiliki tenaga untuk mengoperasikan mesin tersebut,” ujarnya dalam penandatanganan perjanjian kerja sama antara Siemens Healthineers dengan RS Kanker Dharmais, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (Rumah Sakit Pusat Otak), dan Rumah Sakit Pusat Kardiovaskular Nasional Harapan Kita di Jakarta, Selasa (12/12).
Menurutnya, pusat penelitian dan pengembangan diperlukan untuk membantu para praktisi kesehatan bertukar pandangan dan mendapatkan pelatihan untuk mengoperasikan peralatan medis terkini di rumah sakit.
Terkait kerja sama dengan perusahaan teknologi luar negeri, menjadi upaya baik terutama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap 10 penyakit teratas di Indonesia, di antaranya jantung, stroke, dan kanker. Ia juga mendukung terhadap kerja sama Siemens Healthineers dengan empat rumah sakit vertikal Indonesia, yaitu RS Kanker Dharmais, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), RS Hasan Sadikin Bandung, dan RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, untuk meningkatkan kemampuan pengobatan penyakit dan meningkatkan tingkat pemulihan.
Country Head Siemens Healthineers Indonesia, Alfred Fahringer, menyampaikan pihaknya sangat antusias dengan potensi kolaborasi ini terhadap lanskap layanan kesehatan di Indonesia.
Dengan menggabungkan kekuatan kami, kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan para profesional layanan kesehatan dengan pengetahuan dan alat yang mereka butuhkan untuk memberikan peningkatan kemampuan layanan kesehatan dan pada akhirnya meningkatkan kesembuhan bagi pasien,” ujar Alfred Fahringer.
Urgensi teknologi kesehatan di Indonesia
Menkes Budi mengatakan, Siemens mengembangkan teknologinya di Indonesia didasarkan pada tingginya jumlah pasien yang menderita penyakit tersebut dibandingkan dengan negara lain.
Dia menjelaskan bahwa banyak dokter dari luar negeri, termasuk dari Jepang, datang ke Indonesia untuk melakukan tindakan bedah karena negara ini memiliki banyak penduduk yang tidak sehat. Oleh karena itu, langkah ini dianggap sebagai langkah yang tepat untuk membangun sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr Azhar Jaya, menyatakan kolaborasi dengan sektor swasta berpotensi untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan angka kesembuhan masyarakat Indonesia terhadap tiga penyakit teratas.
“Menurut saya yang terpenting adalah membangun ekosistem penelitian di Indonesia mengenai pengobatan terbaik suatu penyakit,” ujarnya.
Selain itu, kerja sama ini juga akan membantu mengatasi hambatan terhadap ketersediaan alat kesehatan, inovasi obat, dan pengembangan bioteknologi.
Kolaborasi teknologi kesehatan Siemens Healthineers dan empat RS
Kolaborasi strategis Siemens Healthineers dengan RS Kanker Dharmais, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (Rumah Sakit Pusat Otak), dan Rumah Sakit Pusat Kardiovaskular Nasional Harapan Kita akan berjalan selama tiga tahun, dengan fokus pada tiga bidang utama penelitian dan keterampilan.
- Praktik Theranostics dalam Kedokteran Nuklir bersama RS Pusat Kanker Dharmais Jakarta dan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Praktik theranostics, yang merupakan integrasi pengujian diagnostik dan terapi bertarget, telah muncul sebagai pendekatan penting dalam memberikan solusi perawatan kesehatan yang personal dan efektif. Bermitra dengan RS Pusat Kanker Dharmais, dan RSUP Dr. Hasan Sadikin, Siemens Healthineers berupaya mengembangkan kemitraan pendidikan dan pusat penelitian theranostics dalam Kedokteran Nuklir. Kolaborasi ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan alat medis, tetapi juga fokus pada peningkatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan untuk mendukung pertumbuhan Kedokteran Nuklir di Indonesia.
Direktur RS Kanker Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, mengatakan “Melalui program pelatihan dan lokakarya khusus, para profesional kesehatan di RS Kanker Dharmais akan memiliki kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka di bidang theranostics.”
Senada, Dr. dr. Jimmy Panelewen, Sp.B-KBD, Direktur RS Hasan Sadikin menambahkan kolaborasi ini tidak hanya akan menguntungkan tim internal kami tetapi juga akan berkontribusi dalam meningkatkan standar keseluruhan praktisi kesehatan di Indonesia.
- Konsep “Digital Twin” dengan RS Pusat Kardiovaskular Nasional Harapan Kita, Jakarta
Kerja sama Siemens Healthineers dengan RS Pusat Kardiovaskular Nasional Harapan Kita berfokus pada konsep “Digital Twin”. Konsep visioner ini bertujuan untuk membuat replika pasien untuk deteksi dini, perencanaan perawatan yang dipersonalisasikan, prediksi risiko dan simulasi skenario.
Dengan melakukan pendekatan multidisiplin yang terdiri dari para ahli klinis dan teknis, Siemens Healthineers berupaya untuk lebih memahami penyakit kardiovaskular secara spesifik di Indonesia dan mengidentifikasi pendekatan “Digital Twins” yang memiliki kegunaan klinis yang tinggi.
“Bersama-sama kami mendefinisikan kembali masa depan perawatan kardiovaskular melalui keahlian konsep ‘Digital Twins’, perpaduan teknologi mutakhir dan keahlian,” ujar Dr. dr. Iwan Dakota SpJP (K), Direktur Pusat Kardiovaskular Nasional RS Harapan Kita.
- Mobile Stroke unit dengan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RS PON), Jakarta
Menyikapi permasalahan yang mendesak dalam perawatan stroke di Indonesia, Siemens Healthineers akan berkolaborasi dengan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono (RS PON) untuk mengembangkan Mobile Stroke unit.
Dengan kurang dari 1 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap perawatan stroke khusus, mobile stroke yang dilengkapi dengan CT diagnostik ini akan memberikan perawatan stroke pre-hospital di waktu yang penting. Selain itu, One Stop Stroke Solution (OSSS) akan dibangun untuk mengurangi waktu door-to-reperfusion dan memastikan pengobatan yang cepat dan efektif bagi pasien stroke.
“Dalam upaya memajukan layanan saraf, kemitraan antara Siemens Healthineers dan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. Mahar Mardjono, menandai langkah awal dalam memerangi stroke dengan lebih cepat,” kata dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S, MARS, Direktur RSPON Prof. Dr. dr Mahar Mardjono.
Komponen utama dari kolaborasi tersebut akan mencakup dua hal. Pertama, lokakarya pendidikan dan program pelatihan yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan empat rumah sakit di Indonesia. Inisiatif-inisiatif ini akan memberdayakan para profesional kesehatan dengan pengetahuan dan keterampilan terkini yang diperlukan untuk menyediakan layanan kesehatan transformatif.
Kedua, inisiatif penelitian dan pengembangan. Kemitraan ini akan memfasilitasi proyek penelitian dan pengembangan bersama, membina kolaborasi antara Siemens Healthineers dan profesional kesehatan dari masing-masing rumah sakit. Penelitian kolaboratif ini bertujuan untuk mendorong inovasi dan berkontribusi terhadap evolusi dalam lanskap layanan kesehatan Indonesia.