Jakarta, FORTUNE - Mengawali 2024, nama halte TransJakarta resmi diubah. PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) melakukan penyesuaian di beberapa nama halte. Hal tersebut dilakukan pihak Transjakarta untuk menetralisasi nama halte. Beberapa nama halte yang memiliki unsur angka 1, 2 dan 3 turut berubah.
"Jadi penyesuaian nama halte bagian dari netralisasi nama halte-halte TransJakarta. Kan sebelumnya ada nama halte yang bersifat komersial. Jadi sekarang dinetralkan," kata Kepala Departemen Humas dan CSR TransJakarta, Wibowo, mengutip ANTARA pada Jumat (12/1).
Berikut ini penyesuaian nama halte TransJakarta terbaru 2024, cek daftarnya agar perjalanan Anda berjalan lancar.
Nama halte TransJakarta terbaru membuka peluang bisnis
Koridor 1
- Karet Sudirman menjadi Karet
- Dukuh Atas 1 menjadi Dukuh Atas
- Bank Indonesia menjadi Kebon Sirih
- Monas menjadi Monumen Nasional
- Olimo menjadi Taman Sari
- Kali Besar Barat menjadi Kali Besar
- Museum Fatahillah menjadi Museum Sejarah Jakarta
Koridor 2
- Pulogadung 1 menjadi Pulo Gadung
- ASMI menjadi Perintis Kemerdekaan
- Cempaka Timur menjadi Cempaka Mas
- RS Islam menjadi Sumur Batu
- Cempaka Tengah menjadi Cempaka Baru
- Ps. Cempaka Putih menjadi Pasar Cempaka Putih
- Senen menjadi Pasar Senen
- Atrium menjadi Senen Raya
- Deplu menjadi Pejambon
- Gambir 1 menjadi Gambir
- Monas menjadi Monumen Nasional
Koridor 3
- Dispenda Samsat Barat menjadi Pulo Nangka
- Indosiar menjadi Damai
- Grogol 1 menjadi Grogol
- RS Sumber Waras menjadi Roxy
- Monas menjadi Monumen Nasional
Koridor 4
- Pulogadung 2 menjadi Pulo Gadung
- Ps. Pulogadung menjadi Pasar Pulo Gadung
- Tu Gas menjadi Pemuda Merdeka
- Sunan Giri menjadi Kayu Jati
- UNJ menjadi Rawamangun
- Pramuka BPKP menjadi Simpang Pramuka
- Pramuka LIA menjadi Pramuka Sari
- Matraman 2 menjadi Flyover Pramuka
- Dukuh Atas 2 menjadi Galunggung
Koridor 5
- Gunung Sahari Mangga Dua menjadi Gunung Sahari
- Budi Utomo menjadi Lapangan Banteng
- Salemba UI menjadi Salemba
- Salemba Carolus menjadi Paseban
- Matraman 1 menjadi Matraman
- Slamet Riyadi menjadi Kesatrian
- Pasar Jatinegara menjadi Bali Mester
- Jatinegara RS Premier menjadi Jatinegara
Koridor 6
- Departemen Pertanian menjadi Simpang Ragunan
- SMKN 57 menjadi Jati Barat
- Imigrasi menjadi Warung Buncit
- Kuningan Timur menjadi Underpass Kuningan
- Departemen Kesehatan menjadi Kuningan
- GOR Soemantri menjadi Rasuna Said
- Setiabudi Utara menjadi Setiabudi
- Latuharhary menajdi Flyover Kuningan
- Dukuh Atas 2 menjadi Galunggung
Bowo berharap bahwa dengan mengubah nama halte menjadi lebih netral, TransJakarta dapat menghasilkan pendapatan tambahan melalui hak penamaan (naming rights) untuk halte tersebut.
Sebelumnya, Direktur Pelayanan dan Pengembangan TransJakarta, Lies Permana Lestari mengatakan TransJakarta menggencarkan penjualan hak naming rights untuk menambah pendapatan di luar penjualan tiket (non-farebox).
"Kami membuka kesempatan bagi pengusaha khususnya pengusaha retail untuk bisa bekerjasama dengan TransJakarta," katanya.
Lies mengungkapkan bahwa peluang kerja sama ini terbuka seiring dengan selesainya revitalisasi halte, yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh mitra untuk mempromosikan produk (branding).
Menurut Lies, penumpang harian TransJakarta mencapai 900 ribu, yang dapat memberikan peningkatan eksposur terhadap perusahaan mitra bisnis. Sementara itu, potensi naming rights mencakup penguatan reputasi perusahaan di tingkat global, pendorong inovasi, dan meningkatkan visibilitas perusahaan, sekaligus memberikan dukungan kepada layanan transportasi publik.
"Ada dua penempatan naming rights di halte yakni peletakan logo pada sisi kiri dan kanan halte, kedua lewat voice over (pengisi suara) saat bus TransJakarta melaju dari halte ke halte," ujarnya.
Nama halte TransJakarta terbaru jelas membuka peluang bisnis dan pemasukan. Selain menawarkan hak penamaan, TransJakarta juga menyediakan area ritel di halte untuk pelaku usaha yang ingin membuka gerai penjualan makanan dan minuman.