Potensi Ekonomi Hijau dan Dekarbonisasi RI Hampir US$400 M di 2030

Laporan AC Ventures dan BCG ungkap tiga potensi pendorongnya

Potensi Ekonomi Hijau dan Dekarbonisasi RI Hampir US$400 M di 2030
Ilustrasi ekonomi hijau/Dok. AC Ventures dan BCG
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - AC Ventures (ACV) bekerja sama dengan Boston Consulting Group (BCG), merilis laporan komprehensif mengenai dekarbonisasi dan dampak yang luas terhadap potensi "pertumbuhan ekonomi hijau" di Indonesia. 

Laporan bertajuk “Catalyzing Indonesia’s Green Growth Potential” tersebut menjelaskan peran penting Indonesia di panggung global dalam melakukan transformasi ekonomi. “Green growth” atau pertumbuhan ekonomi hijau mengacu pada jalur pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang berkelanjutan secara lingkungan.

Dalam konferensi pers daring pada Kamis (13/7), Brendan Board selaku BCG Project Leader, menyajikan gambaran umum mengenai temuan utama dalam laporan tersebut. Selanjutnya, dilakukan diskusi panel dengan Marc Schmidt, Managing Director dan Partner BCG Singapura, Lauren Blasco, Principal – Head of ESG AC Ventures, dan Raditya Wibowo, Co-founder dan CEO Maka Motors. Berikut ini rangkuman hasil laporan tersebut.

Tiga fokus utama potensi pertumbuhan ekonomi hijau

Dok. AC Ventures dan BCG

Sebagai negara penghasil gas rumah kaca terbesar keempat di dunia, Indonesia menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan dan sangat rentan terhadap risiko perubahan iklim. 

Meskipun demikian, Lauren Blasco dari AC Ventures menjelaskan bahwa Indonesia juga memiliki potensi besar untuk beralih ke ekonomi hijau. 

“Perubahan ini merupakan peluang bagi startup, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan investor untuk memainkan peran utama dalam mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim,” katanya.

Berdasarkan laporan tersebut, pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia melibatkan tiga area fokus utama, yaitu:

  1. strategi dan layanan profesional dengan potensi pasar mencapai US$46 miliar pada 2030.
  2. solusi untuk mengoptimalkan intensitas gas rumah kaca dengan potensi pasar senilai US$350 miliar pada 2030, dan 
  3. kompensasi emisi dengan potensi pasar mencapai US$3,5 miliar pada 2030.

Strategi memanfaatkan peluang

Dok. AC Ventures dan BCG

Untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut secara maksimal, laporan tersebut menjelaskan bagaimana Indonesia dapat meningkatkan pendanaan untuk proyek-proyek berkelanjutan, mengembangkan kerangka regulasi yang mendukung, dan mengembangkan tenaga kerja yang terampil di bidang lingkungan. 

Langkah-langkah ini akan sangat penting bagi Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi yang ambisius pada 2030, sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi negara. 

Marc Schmidt dari BCG mengatakan bahwa membangun ekonomi rendah karbon dan dekarbonisasi yang terkait akan memberikan peluang bagi para pemangku kepentingan di semua sektor, termasuk sektor UMKM yang besar dan penting di Indonesia.

“Partisipasi luas dari para inovator akan menjadi sangat penting untuk melaksanakan dan menjaga perubahan yang diperlukan dalam ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Lauren juga menekankan potensi besar dekarbonisasi yang dimiliki oleh Indonesia. Sebagai contoh, permintaan internasional untuk kredit karbon sukarela diperkirakan akan meningkat secara drastis dengan peningkatan sekitar 27 persen setiap tahun hingga tahun 2030. 

Saat ini, sekitar 30 persen dari cadangan karbon dunia terdapat di lahan gambut Indonesia saja. Ketika kita mengenalkan sistem perdagangan yang melibatkan pelestarian lahan gambut tersebut, Indonesia berpotensi menjadi pelaku utama di pasar yang sedang berkembang ini.

“Kami memproyeksikan pasar kredit karbon kami akan tumbuh menjadi 140 juta ton pada 2030, melompat jauh dari 40 juta ton yang diterbitkan dalam dekade terakhir. Dengan harga proyeksi sekitar US$25 per ton, pasar ini sendiri berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar US$3,5 miliar setiap tahun, menunjukkan peluang yang signifikan,” katanya.

Transformasi dongkrak pertumbuhan ekonomi hijau

Dok. AC Ventures dan BCG

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan diproyeksi menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050, Indonesia memiliki kepentingan yang besar dalam melakukan transformasi menjadi pertumbuhan ekonomi hijau.

Transformasi ini tidak hanya penting untuk keberlanjutan lingkungan, melainkan juga merupakan peluang bisnis yang sangat signifikan. Laporan tersebut memperkirakan nilai peluang pertumbuhan hijau di Indonesia sebesar US$400 miliar yang mencakup pendapatan industri dan potensi kompensasi karbon.

Laporan tersebut juga menyoroti potensi bagi usaha skala kecil seperti startup dan UMKM, serta investor dan pemberi pembiayaan untuk mendorong transisi Indonesia. Sebagai contoh, Unravel Carbon, sebuah startup terkemuka yang menyediakan platform dekarbonisasi berbasis SaaS, dan MAKA Motors yang mempercepat adopsi sepeda motor listrik di Indonesia, menjadi contoh nyata dari sektor pertumbuhan ekonomi hijau yang sedang berkembang di negara ini. Sementara itu, usaha seperti Fairatmos membantu pengembang proyek mitigasi karbon dan membantu membangun ekosistem kredit karbon domestik yang sedang berkembang.

Untuk mengatasi kebutuhan akan sumber daya manusia yang signifikan, terutama di ruang startup hijau, Indonesia telah membentuk Badan Manajemen Talenta Nasional untuk mengembangkan dan mempertahankan bakat. Secara bersamaan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia sedang mendorong praktik keuangan berkelanjutan, dan bank sentral negara ini telah menjadi anggota Network for Greening the Financial System (NGFS).

Marc juga menjelaskan, jalur Indonesia menuju pertumbuhan hijau sudah jelas, tapi membutuhkan upaya bersama dari semua sektor termasuk perusahaan, masyarakat, pemberi pembiayaan, dan investor.

Pada akhirnya, untuk mengembangkan kerangka regulasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau di seluruh sektor ekonomi, penting untuk memastikan 'transisi yang adil.' “Kita perlu mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan dan menciptakan transformasi ekonomi yang adil dan berkeadilan,” kata Lauren.

Untuk membaca laporan selengkapnya, silakan kunjungi laman web https://acv.vc/resources/carbon-report-indonesia-green-growth-potential

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024