SpaceX Menang Kontrak US$843 Juta untuk Hancurkan ISS

Proyek akan dimulai tahun 2030.

SpaceX Menang Kontrak US$843 Juta untuk Hancurkan ISS
SpaceX (unsplash.com/SpaceX)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang telah menjadi laboratorium penelitian orbit selama bertahun-tahun, dijadwalkan akan berakhir masa operasionalnya pada tahun 2030. NASA berencana untuk menurunkan ISS ke orbit lebih rendah dalam periode 18 bulan setelah operasi stasiun dihentikan.

SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, telah memenangkan kontrak senilai US$843 juta untuk mengakhiri perjalanan ISS dengan cara mengarahkan stasiun tersebut ke atmosfer Bumi. Pesawat ruang angkasa yang digunakan adalah versi modifikasi dari SpaceX Dragon, yang akan dilengkapi dengan propelan enam kali lebih banyak dan daya dorong empat kali lipat dibandingkan Dragon standar.

Selama proses penurunan, sebagian besar bagian ISS diperkirakan akan terbakar dan hancur ketika memasuki atmosfer Bumi. Namun, modul-modul besar dari stasiun tersebut akan tetap bertahan dan jatuh di lokasi pendaratan yang masih dirahasiakan oleh NASA.

Ken Bowersox, Administrator Asosiasi untuk Direktorat Misi Operasi Luar Angkasa NASA di Washington, menjelaskan: “Memilih kendaraan deorbit AS untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional akan membantu NASA dan mitra internasionalnya memastikan transisi yang aman dan bertanggung jawab di orbit rendah Bumi pada akhir operasi stasiun."

Alternatif penelitian luar angkasa

Bowersox juga menambahkan, "Keputusan ini mendukung rencana NASA untuk destinasi komersial masa depan dan memungkinkan pemanfaatan ruang di dekat Bumi yang berkelanjutan. Laboratorium orbital ini tetap menjadi cetak biru untuk sains, eksplorasi, dan kemitraan di luar angkasa demi manfaat semua orang."

Meskipun ISS akan dihentikan, sembilan stasiun luar angkasa lainnya, termasuk Tiangong milik China yang telah berada di orbit sejak 2021, akan melanjutkan proyek-proyek penelitian penting yang sebelumnya dilakukan di ISS.

SpaceX, yang telah lama bekerja sama dengan NASA, baru-baru ini mengamankan kontrak senilai US$256 juta untuk meluncurkan misi Dragonfly, yang bertujuan mengeksplorasi Titan, bulan terbesar Saturnus.

Roket Falcon Heavy akan meluncurkan pesawat rotor Dragonfly dari Kennedy Space Center di Florida antara 5 hingga 25 Juli 2028. Misi ini diperkirakan akan memakan waktu enam tahun, dengan pesawat tersebut dijadwalkan tiba di Titan pada tahun 2034.

Related Topics

SpaceXElon Musk

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya