Jakarta, FORTUNE - Moderna Inc memperkirakan akan mencatat total penjualan US$22 miliar dari kontrak pesanan terkait dengan COVID-19. Sekitar US$18,5 miliar di antaranya adalah perkiraan dari kontrak pasokan untuk vaksin.
Sementara itu, sekitar US$ 3,5 miliar kemungkinan berasal dari pembelian tambahan potensial termasuk kandidat booster yang diperbarui untuk varian-varian virus corona. Dilansir dari Reuters, pada Senin (10/1), Moderna mengatakan sedang dalam diskusi aktif untuk kontrak vaksin COVID-19 tambahan tahun ini.
Makin cuan karena booster vaksin
Perkiraan terbaru Moderna sejalan dengan proyeksi sebelumnya pada November 2021. Kala itu, perusahaan mengatakan penjualannya bisa berada di kisaran US$17 miliar hingga US$22 miliar pada 2022.
Moderna juga mengaku tengah mengembangkan kandidat booster vaksin yang disebut mRNA-1273.529 yang membidik varian Omicron. Moderna berharap dapat melangkah ke tahap uji klinis pada awal 2022.
Adapun dosis booster dari vaksin COVID-9 Moderna saat ini disebut mRNA-1273. "Meningkatkan tingkat antibodi penawar terhadap Omicron pada tingkat dosis 50 mikrogram dan 100 mikrogram," kata pihak Moderna.
FDA memperpendek interval antara vaksin utama dan dosis booster
Reuters sempat memberitakan bahwa minggu lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperpendek jeda antara suntikan dosis seri utama Vaksin COVID-19 Moderna dan dosis booster untuk orang berusia 18 tahun ke atas menjadi setidaknya lima bulan. Ketentuan baru itu diumumkan lebih cepat sebulan.
FDA juga telah mengurangi interval untuk mendapatkan dosis booster vaksin Pfizer dan BioNTech COVID-19 dari enam bulan menjadi lima bulan. Harapannya, perubahan seperti itu dapat memberikan perlindungan yang lebih baik dan lebih cepat terhadap sebaran cepat varian Omicron.
FDA bahkan mengizinkan penggunaan dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 untuk anak-anak berusia antara 12-15 tahun. Badan pengawas obat dan makanan itu, juga mengizinkan suntikan ketiga bagi anak-anak berusia 5-11 tahun yang mengalami gangguan kekebalan.
FDA menyatakan telah meninjau data yang diterbitkan dan bukti dunia nyata tentang keamanan dosis booster yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan Israel. Termasuk, data dari lebih 6.300 individu berusia 12-15 tahun yang telah menerima suntikan vaksin Pfizer.