Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia mengutuk serangan acak yang dilakukan Israel terhadap masyarakat dan fasilitas sipil di Palestina. Hal tersebut disampaikan Presiden usai memimpin rapat terbatas (ratas) membahas perkembangan konflik Israel-Palestina di Istana Merdeka, Jakarta.
Untuk membantu para korban, Indonesia akan segera mengirimkan bantuan. “Indonesia akan mengirim bantuan kemanusiaan yang akan disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan rakyat Palestina, dan kloter pertama akan dikirimkan minggu ini. Bantuan ini adalah gabungan dari pemerintah dan dunia usaha serta masyarakat,” ujarnya dlaam keterangan di Jakarta, Senin (30/10).
Kepala Negara mengatakan, Indonesia terus mengikuti secara dekat perkembangan di Gaza dan sangat marah terhadap memburuknya situasi wilayah tersebut, terutama yang terkait situasi kemanusiaan.“Posisi Indonesia sangat jelas dan tegas, mengutuk keras serangan acak terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza,” ujarnya.
Pemerintah juga terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak untuk mengupayakan penyelesaian masalah ini. “Kekerasan harus dihentikan, gencatan senjata harus terus diupayakan, bantuan kemanusiaan harus terus didorong dan dipercepat, diakselerasi,” katanya.
Jumlah korban
Jumlah korban warga sipil dalam konflik Israel - Hamas terus bertambah. Dilansir dari Al-Jazeera, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas warga Palestina mencapai lebih dari 8.000 jiwa– sebagian besar merupakan perempuan dan anak di bawah umur – ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan serangan “tahap kedua” dan mulai menggencarkan serangan darat ke Gaza.
Serangan akhir pekan ini – yang digambarkan sebagai serangan paling besar dalam tiga pekan terakhir– memutus komunikasi di jalur Gaza pada Jumat malam.
Organisasi hak asasi manusia termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch telah memperingatkan kurangnya komunikasi di wilayah kantong tersebut menghambat upaya untuk mendokumentasikan kejahatan perang dan pelanggaran lainnya.
Israel telah memberlakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza, memperketat blokade yang diberlakukan sejak tahun 2007, memutus seluruh pasokan makanan, listrik, bahan bakar dan air, serta hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan masuk melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir sejak 21 Oktober
“Situasi di Gaza semakin hari semakin menyedihkan. Saya menyesal bahwa alih-alih melakukan jeda kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dan didukung oleh komunitas internasional, Israel justru meningkatkan operasi militernya,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres saat berkunjung ke ibu kota Nepal, Kathmandu.
Angka kematian anak terbesar sejak 2019
Sementara itu, Organisasi non-pemerintah Save the Children melaporkan, jumlah korban tewas anak di Gaza dalam tiga pekan terakhir lebih besar dibandingkan jumlah total korban tewas dalam konflik di seluruh dunia setiap tahunnya sejak 2019.
Data yang dikeluarkan oleh LSM tersebut pada 29 Oktober lalu itu merujuk pada otoritas kesehatan Palestina. Tercatat, sedikitnya 3.324 anak meninggal di Gaza sejak 7 Oktober, sementara 36 anak lainnya meninggal di Tepi Barat.
Sedangkan, laporan dari Sekretaris Jenderal PBB terkait anak dan konflik bersenjata, menunjukkan total 2.985 anak terbunuh di 24 negara pada 2022, kemudian 2.515 pada 2021, dan 2.674 pada 2020 di 22 negara.
“Gencatan senjata adalah satu-satunya cara untuk memastikan keselamatan mereka. Komunitas internasional harus mendahulukan masyarakat dibandingkan politik – setiap hari yang dihabiskan untuk berdebat menyebabkan anak-anak terbunuh dan terluka. Anak-anak harus dilindungi setiap saat, terutama ketika mereka mencari keselamatan di sekolah dan rumah sakit,” kata Jason Lee, Direktur Save the Children untuk wilayah Palestina.
Pernyataan itu muncul ketika Israel terus melanjutkan operasi darat yang diperluas di Gaza ketika pemboman udara besar-besaran terus berlanjut.
Sebanyak 1.000 anak lainnya dilaporkan hilang di Gaza dan mungkin berada di bawah reruntuhan. Lebih dari 40 persen dari 8.000 orang korban tewas di Gaza adalah anak-anak. Sedangkan, lebih dari 6.000 anak terluka di Gaza sejak perang dimulai.
Secara keseluruhan, setidaknya 1.400 warga Israel dan warga negara asing juga tewas di Israel, sebagian besar akibat serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober.