Jakarta, FORTUNE – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan pihaknya telah bertemu dengan pemerintah, yakni Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) demi menyikapi kelangkaan Beras di ritel modern.
Dia menyatakan telah meminta pemerintah untuk menjamin ketersediaan stok beras di ritel modern.
“Jangan sampai rak kosong. Ini bisa menimbulkan panic buying,” kata dia saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (12/2).
Apa yang dikeluhkan oleh masyarakat terkait ketersedian beras di sektor ritel itu dibenarkan oleh Roy. Dia mengatakan dalam beberapa hari ini pihaknya tidak tersuplai dengan baik, sehingga terjadi kelangkaan.
Kondisi tersebut diperparah dengan melonjaknya harga beras komersial yang dijual oleh pihak swasta. Sehingga, peritel tidak dapat melakukan pembelian beras untuk dipasarkan di toko-toko.
“Kami tidak mungkin jual rugi. Jadi kami harap pemerintah ada sebagai wasit di tengah untuk mengatur produsen dan tidak terlalu tinggi harganya, supaya kami tidak jual rugi,” ujarnya.
Roy membantah kelangkaan terjadi karena maraknya pembelian besar-besar oleh politisi untuk kepentingan elektoral. Sebenarnya, keadaan ini disebabkan oleh keterlambatan panen menyusul gejala El Nino yang terjadi dalam beberapa bulan belakangan.
Jika harga di tingkat produsen sudah tinggi, para peritel tidak bisa menjual beras di atas ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET). Pemerintah telah menetapkan HET beras medium sebesar Rp10.900 hingga Rp11.800 per kilogram, sedangkan beras premium Rp13.900 hingga Rp14.800 per kilogram.
“Ini presiden sudah memerintahkan tadi pagi bahwa minimal beras SPHP harus lancar ke ritel. Karena kalau tidak ada beras premium di ritel paling engga ada SPHP,” ujarnya.
Aprindo juga memberlakukan pembatasan pembelian beras di toko ritel. Setiap konsumen hanya diperkenankan membeli dua kantong untuk ukuran 5 kilogram.
Bulog akan banjiri pasar dengan beras
Sementara itu, mulai hari ini pemerintah akan menggelontorkan 250.000 ton beras untuk toko ritel secara bertahap. Sedangkan khusus wilayah Jabodetabek, pasokan akan ditambah 50.000 ton beras.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengatakan penugasan impor beras oleh pemerintah akan dikelola dengan baik oleh Bulog guna menjaga stabilitas harga beras.
"Izin impor beras kepada BULOG ini berlaku sepanjang tahun, jadi akan kami kelola dengan baik agar tidak mempengaruhi harga petani saat panen raya nanti dan juga tetap menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen" ujarnya.
Dengan upaya dan beberapa program seperti penyaluran Bantuan Pangan Beras dan penyaluran beras SPHP, pemerintah optimistis gejolak harga yang disebabkan oleh siklus panen dalam negeri dan kondisi geopolitik dunia akan dapat diredam.
Hingga saat ini, Perum Bulog masih menguasai 1,2 juta ton beras.