Jakarta, FORTUNE - Pemerintah berencana mengimpor 3 juta ton beras sepanjang 2024 untuk mengamankan pasokan dan memenuhi kebutuhan beras nasional.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan kebijakan tersebut merupakan keputusan pemerintah untuk mengantisipasi defisit neraca bulanan. Pada saat yang sama, bantuan pangan beras terus digulirkan kepada masyarakat berpendapatan rendah untuk menjaga daya beli dan menekan inflasi.
"Kita tidak bisa menunggu stok habis sehingga perlu antisipasi agar stabilitas pangan tetap terjaga. Jadi, kita perlu siapkan beberapa bulan ke depan. Apalagi dampak El Nino terhadap penurunan produksi itu baru terasa dua atau tiga bulan berikutnya," kata Arief dalam pernyataannya yang dikutip Selasa (9/1).
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras bulanan pada Januari 2024 mencapai 0,9 juta ton dan Februari 2024 sebesar 1,3 juta ton. Jumlah tersebut berada di bawah rata-rata konsumsi beras bulanan yang diperkirakan mencapai 2,5 juta ton.
Kendati demikian, Arief memastikan pemerintah masih lebih mengutamakan penyerapan padi dari petani lokal. Dia pun meminta Perum Bulog dan BUMN pangan untuk bersiap menyerap hasil produksi petani dengan harga yang baik.
"Nanti jika sudah waktunya, Perum Bulog bersinergi dengan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan koperasi untuk menyerap hasil produksi petani," kata Arief.
Untuk penyerapan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menetapkan plafon pinjaman yang dapat diberikan subsidi bunga dengan skema penjaminan dari pemerintah.
"Pinjaman hingga Rp28,7 triliun itu adalah yang dapat diberikan subsidi bunga oleh pemerintah kepada BUMN Pangan, yaitu Perum Bulog dan ID FOOD," ujar Arief.
Keinginan untuk impor beras 3 juta ton
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan rencananya untuk mengimpor beras hingga 3 juta ton dari Thailand dan India, ketika dia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Jepang di Tokyo.
“Saya sampaikan keinginan untuk bisa impor dari Thailand. Saya sampaikan Indonesia butuh dua juta ton,” kata Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2024, Jumat (22/12).
Menurut Jokowi, impor dari Thailand ditujukan untuk untuk memenuhi stok pangan tahun depan. Dia pun mengatakan penandatanganan kesepakatan impor tersebut akan mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan nasional.
“Kita sudah dapat tanda tangan satu dan dua dari Thailand, paling enggak aman kita dapat urusan pangan,” ujar dia.