AS Investasi US$500 Juta Untuk Bangun Pabrik Panel Surya di Batang

Pabrik yang akan dibangun punya kapasitas 5 giga watt.

AS Investasi US$500 Juta Untuk Bangun Pabrik Panel Surya di Batang
Penandatanganan Perjanjian Pra-Kerja Sama antara perusahaan asal AS SEG Solar Inc bersama ATW Group dengan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kedubes Republik Indonesia untuk Amerika Serikat di Washington DC, AS, Jumat (23/6). (Dok. Istimewa)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, memastikan masuknya investasi perusahaan asal Amerika Serikat (AS) SEG Solar Inc bersama ATW Group (mitra Indonesia) senilai US$500 juta untuk membangun industri pembuatan panel dan modul surya di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.

Pabrik yang akan dibangun memiliki kapasitas hingga 5 Giga Watt (GW).

Kepastian itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian pra-kerja sama antara perusahaan asal AS, SEG Solar Inc, bersama ATW Group (mitra Indonesia) dengan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang dilakukan oleh Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, CEO SEG Solar Inc Jim Wood, founder ATW Group Antonius Weno, dan Direktur ATW Group Victor Samuel di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat di Washington, DC, AS.

"Penandatanganan kerja sama ini adalah sebuah bentuk upaya dari pemerintah Indonesia untuk mendorong transisi energi dan juga proses awal dalam rangka mendorong keterbukaan antara kita dengan pemerintah Amerika Serikat," kata Bahlil dalam keterangan pers, Minggu (25/6).

Tidak ada tendensi dengan negara tertentu

Menurut Bahlil, Undang-Undang Inflation Reduction Act (IRA) AS mempengaruhi minat investasi perusahaan Negeri Paman Sam ke Indonesia, dan juga terhadap ekosistem kendaraan listrik secara global.

"Kita datang ke Amerika sebagai bentuk kehadiran pemerintah Indonesia untuk meyakinkan investor Amerika untuk berinvestasi di Indonesia. Apalagi produknya tidak hanya untuk diekspor ke Amerika, tapi juga ke negara lain. Jangan ada lagi persepsi bahwa seolah-olah kita hanya fokus pada investasi negara tertentu," ujarnya.

Bahlil juga menambahkan terlaksananya kerja sama ini merupakan hasil dari kolaborasi yang baik serta dukungan penuh dari pihak-pihak terkait, terutama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, AS.

Akan memperkuat hubungan kedua negara

Dalam keterangan yang sama, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk AS, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan kerja sama tersebut dapat dihasilkan berkat kesepakatan yang konkret khususnya dalam bidang investasi.

Ditambah lagi dengan insentif dari pemerintah AS kepada perusahaan yang melakukan investasi di negara rekan (friendshoring).

Perjanjian ini juga dinilai akan memperkuat kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah AS.

"Kerja sama yang akan segera direalisasikan insya allah tahun depan ini tidak hanya akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, namun juga mendukung transisi energi dan juga penciptaan lapangan pekerjaan," kata Rosan.

Amerika Serikat menempati peringkat ke-6 negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia dengan total investasi US$9,4 miliar dalam periode 2018 hingga triwulan pertama 2023.

Sektor investasi paling dominan dari Amerika Serikat adalah pertambangan, jasa lainnya, listrik, gas dan air, industri kimia dan farmasi; serta industri makanan.

Dari total realisasi investasi tersebut, terdapat 5.683 proyek yang berhasil menyerap tenaga kerja 82.299 orang.
 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024