BASF, VW dan Eramet Akan Investasi Miliaran Dolar di Maluku Utara

Total investasi bangun ekosistem EV capai US$2,6 miliar.

BASF, VW dan Eramet Akan Investasi Miliaran Dolar di Maluku Utara
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, usai Rapat terbatas bersama Presiden, Senin (30/1). (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bisnis dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa di Hannover, Jerman, Minggu (16/4). Perusahaan tersebut yakni BASF, Eramet, dan Volkswagen (VW) melalui Power Co.

Dalam pertemuan itu, pemimpin perusahaan BASF menyampaikan akan berinvestasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Maluku Utara.

Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam keterangan pers, Senin (17/4), investasinya berkisar US$2,6 miliar. 

Nantinya BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, yaitu Eramet dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan prinsip ESG atau enviromental, social, and governance serta menggunakan energi hijau. 

“Proses pembangunannya akan mulai dilakukan pada akhir 2023 ini,” ujarnya.

Buat JV dengan perusahaan lokal

Bahlil juga menyebut VW akan berkolaborasi dengan PT Vale Indonesia (Tbk), Ford, dan Huayou yang sedang membangun smelter di Sulawesi Selatan. Lalu ada kerja sama VW, Eramet dan Kalla Group.

"Ketiga VW juga akan bekerja sama dengan perusahaan nasional Merdeka. Poinnya juga akan sama, ekosistem baterai mobil tapi ada yang langsung investasi JV (joint venture), ada yang menjamin supply bahan baku," kata Bahlil.

Dia menilai hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.

“Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional,” ujarnya.

Dia menambahkan kementeriannya bakal memastikan ketiga komitmen investasi perusahaan Eropa itu dapat terealisasi pada akhir tahun ini untuk mempercepat lini masa hilirisasi bijih nikel domestik menjadi baterai listrik. 

“Kita lihat Eropa sangat luar biasa sekali, tapi kita harus akui geng Eropa dan Amerika Serikat dengan sistem aturan mereka yang menghendaki salah satu negara tidak terlibat,” kata dia.

Mitra IBC bimbang dalam investasi ekosistem baterai

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan dua konsorsium mitra Indonesia Battery Corporation (IBC), Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. (CBL) dan LG Energy Solution (LG) masih bimbang untuk melanjutkan komitmen investasi penghiliran bijih nikel hingga baterai listrik di Indonesia.

Hal itu dia ungkapkan seiring dengan implementasi Undang-undang (UU) Penurunan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang diterbitkan pemerintah Amerika Serikat pada pertengahan tahun lalu.  

 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Apa itu Review? Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Cara Membuatnya
AMDAL Jadi Kendala, Proyek Pabrik Chandra Asri Tertunda
Siapa Pemilik Le Minerale? Ini Profilnya
Ancam Mogok Kerja 2 Hari, KSPI Tolak Wacana PPN 12 Persen
Antisipasi ledakan Trafik Data, Jaringan AI Butuh Peningkatan
Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024