Jakarta, FORTUNE - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut ada tiga komoditas pangan yang perlu mendapat perhatian khusus pada pekan kedua Oktober 2023, yakni gula pasir, beras, dan cabai.
Ketiga harga komoditas tersebut dipandang dapat mengerek angka inflasi daerah.
Temuan tersebut berdasarkan pemantauan harga pada Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).
Untuk gula, menurut Amalia, terdapat 338 kota dan kabupaten yang mengalami lonjakan Indeks Perkembangan Harga (IPH). "Gula juga dalam tren terus meningkat harganya," kata Amalia.
Kenaikan juga menghinggapi harga beras. Dia mengatakan terdapat 283 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga.
"Yang jelas harga beras dalam tren terus meningkat, kemudian rata-rata harga beras mengalami disparitas yang semakin tinggi dimana paling tinggi adalah Papua," ujarnya.
Sementara untuk cabai rawit, ada 259 kabupaten/kota dengan kenaikan IPH.
Ada enam provinsi alami IPH tertinggi
Menurut Amalia, enam Provinsi memiliki IPH tertinggi pada komoditas cabai. Pertama adalah Gorontalo dengan IPH mencapai 6,1 persen.
Kemudian Sulawesi Utara tepatnya di Kabupaten Bolaang Mongondow, dengan IPH 5,32 persen, lalu disusul oleh Kota Bitung, Sulawesi Utara, dengan IPH 5,05 persen.
"Selanjutnya adalah Kota Mamasa Sulawesi Barat. Kami melihat IPH-nya mencapai 4,45 persen dan Lombok Timur 4,4 persen," ujarnya.
Harga terkini tiga komoditas
Mengacu pada data pada Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), harga beras memang cenderung mengalami kenaikan signifikan.
Harga beras premium per kilogram telah melampui Rp15.100 atau naik 15,27 persen bila dibandingkan dengan awal 2023.
Sedangkan untuk gula pasir, kenaikannya 8,3 persen bila dibandingkan dengan awal tahun yakni Rp14.300 per kilogram.
Harga cabai rawit masih terhitung tinggi, berkisar pada Rp55.000 hingga Rp59.000 per kilogram di pasar-pasar Indonesia.