Bulog Berencana Serap Beras Petani Hingga 3 Juta Ton pada 2025

Bekerja sama dengan dinas daerah.

Bulog Berencana Serap Beras Petani Hingga 3 Juta Ton pada 2025
ilustrasi petani (unsplash/shayan ghiasvand)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Target penyerapan mencakup pembelian GKP 1,2 juta ton, GKG 1,4 juta ton, dan beras standar 1,5 juta ton.
  • Bulog akan berfokus melakukan penyerapan pada Maret dan April.

Jakarta, FORTUNE - Perum Bulog berencana menyerap Beras dari petani hingga 3 juta ton pada 2025. Langkah strategis tersebut diambil demi memperkuat cadangan beras nasional dan memastikan kesejahteraan petani, khususnya di daerah-daerah yang menjadi sentra panen.

Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Epi Sulandari, mengatakan target ini mencakup pembelian gabah kering panen (GKP) sebesar 1,2 juta ton, gabah kering giling (GKG) sekitar 1,4 juta ton, dan beras standar 1,5 juta ton.

"Total setara berasnya diharapkan mencapai 3 juta ton," kata Epi saat rapat koordinasi pengendalian inflasi mingguan, Senin (13/1).

Untuk merealisasikan target tersebut, Bulog akan memfokuskan 80 persen penyerapan pada Maret dan April saat puncak musim panen berlangsung.

"Kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Pangan Setempat untuk memonitor kondisi wilayah yang sedang dan akan panen. Dengan begitu, kita bisa melakukan penyerapan gabah dan beras secara optimal," ujarnya.

Epi juga menjelaskan Bulog akan melakukan refaksi atau penyesuaian standar pada gabah yang tidak sesuai dengan spesifikasi, sehingga tetap dapat diterima dalam bentuk gabah kering giling atau beras standar. Langkah ini ditujukan menjaga kualitas beras yang diserap dan mendorong stabilisasi harga di pasar.

Akan berkoordinasi dengan berbagai pihak

Bulog memastikan koordinasi yang intensif dengan Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian. Hal ini penting terutama untuk merespons kondisi harga gabah yang berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Kami selalu berkomunikasi secara cepat dengan Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian. Apabila harga gabah turun di bawah HPP, teman-teman di kantor wilayah atau cabang langsung bergerak untuk bekerja sama dengan dinas setempat dalam penyerapan," kata Epi.

Dengan strategi ini, Bulog berharap dapat menjaga stabilitas pasokan beras nasional sekaligus memberikan dampak positif bagi petani. Dukungan dari dinas terkait diharapkan mampu mempercepat proses pengadaan, sehingga target 3 juta ton beras pada 2025 dapat tercapai sesuai rencana.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai 15 Januari 2025 akan menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kilogram (kg) atau naik dari sebelumnya Rp6.000 per kilogram. Hal tersebut diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) No.2/2025 tanggal 12 Januari 2025 tentang Perubahan Atas HPP dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

Realisasi pengadaan setara beras dari produksi dalam negeri sepanjang 2024 mencapai 1,266 juta ton, dan itu menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Pada 2020, Bulog secara keseluruhan menyerap 1,256 juta ton, pada 2021 mencapai 1,216 juta ton, pada 2022 menyerap 994.000 ton, dan pada 2023 mencapai 1,066 juta ton.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Profil Pemilik Kopi Tuku, Rintis Usaha dari Tugas Kuliah
Berapa Harga 1 Lot Saham BBRI? Ini Rincian dan Kinerjanya
4 Sosok Konglomerat Pengendali Saham CBDK usai Debut IPO
10 Merek Mobil Paling Laris Selama 2024, Ada Pendatang Baru
Perusahaan Tekstil Cina Buka Peluang Kerja Sama Bisnis dengan RI
10 Rekomendasi Bank untuk Menabung, Apa Saja?