Buffer Stock Adalah: Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya

Buffer stock biasa disebut juga dengan safety stock.

Buffer Stock Adalah: Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
ilustrasi distributor (unsplash.com/CPG.IO eCommerce Execution)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pada dasarnya, Buffer Stock adalah suatu manajemen yang diterapkan untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan. Di masa panen, misalnya, Produk atau komoditas Pertanian yang melimpah akan dibeli dengan harga wajar lalu disimpan. Tujuannya untuk mencegah jatuhnya harga sampai pada tingkat harga atau perkiraan targetnya.

Lalu, Barang tersebut akan dijual dengan harga wajar ketika terjadi kekurangan ketersediaan. Tujuannya demi mencegah meningkatnya harga sampai batas yang tidak normal.

Cara mengihitung kebutuhan buffer stock

  • Metode Intuisi

Pada metode ini, biasanya perusahaan menentukan perkiraan buffer stock berdasarkan pengalaman penjualan pada bulan atau tahun sebelumnya.

Contoh:

Perusahaan ingin memproduksi roti sebanyak 10.000 buah dan perusahaan tersebut menginginkan buffer stock sekitar 80 persen. 

Jumlah buffer stock: 10.000 x 80 persen = 8.000 buah

Maka, jumlah roti yang harus diproduksi adalah: 10.000 + 8.000 = 18.000, agar mempunyai buffer stock.

  • Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata

Dalam metode ini, perhitungan buffer stock dilakukan dengan cara menghitung selisih antara pemakaian maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu (misalnya dalam jangka waktu seminggu atau sebulan). Kemudian, hasil dari selisih tersebut dikalikan waktu yang dibutuhkan dari pesanan sampai tiba barangnya (leadtime). 

Buffer Stock = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-Rata) x Lead time

Sebagai contoh: PT. IDN Sukses memperkirakan pemakaian maksimum bahan baku per minggu sebesar 1000 kilogram, dan pemakaian rata-rata per hari pemakaian bahan baku tersebut sebesar 200 kilogram. Kemudian, lamanya lead time yang dibutuhkan adalah 2 minggu.

Jadi, jumlah buffer stock yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah: (1000 kilogram – 200 kilogram) x 2 minggu = 1600 kilogram.

Fungsi buffer stock

Stok beras di gudang Bulog di Padang, Sumatra Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Buffer stock sangat diperlukan ketika ingin menetapkan target pengadaan. Metode ini akan sangat membantu dalam memastikan bahan makanan di berbagai era di dalam suatu negara. Karena tidak semua daerah memiliki kondisi kekayaan yang sama, maka metode buffer stock akan membantu daerah yang kekurangan.

Buffer stock juga akan sangat membantu bila ada salah satu daerah dalam suatu negara yang mengalami bencana alam atau terjangkit hama dan penyakit pada tanaman panennya. Sehingga, kebutuhan pangan bisa terpenuhi dengan baik. Selain itu, buffer stock pun sangat berguna bila terjadi kondisi cuaca yang ekstrem.

Selama bisa dikelola dengan baik, buffer stock dapat didistribusikan kepada target sasaran yang tepat. Persediaan pun dapat dikirim secara cepat ke daerah yang tengah mengalami kesulitan. Mereka yang mengalami kesulitan bisa sangat terbantu dan kebutuhannya dapat tetap tercukupi.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

35 Ucapan Maulid Nabi Muhammad 2024, Penuh Makna!
Meninjau Valuasi Spin-Off Anak Usaha Adaro dan Dampaknya
Adhi Karya Digugat PKPU Gara-Gara Proyek Hambalang
Apakah Uang Rp100 Ribu Bisa investasi? Ini Pilihannya
Mobil BYD Mulai Banyak Terlihat di Jalan, Ini Data Impornya
Tiga Pesan Penting Sidang Kabinet Terakhir Jokowi di IKN