Jakarta, FORTUNE - Kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek ditagetkan beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Saat ini progres pembangunan proyek kereta ringan ini telah mencapai 94,36 persen.
Rinciannya, Lintas Pelayanan I Cawang-Harjamukti sebesar 98,98 persen, Lintas Pelayanan II Cawang - Dukuh Atas sebesar 90,7 persen, dan Lintas Pelayanan III Cawang - Jatimulya sebesar 91,8 persen. "Selanjutnya progres akses stasiun sebesar 42,71 persen, konstruksi depo sebesar 51,39 persen, sarana sebesar 64,70 persen, dan integrasi sebesar 35,49 persen," kata VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Joni Martinus seperti dalam keterangannya dikutip, Kamis (16/9).
KAI bersama para pihak tengah mempersiapkan segala sesuatunya terkait pengoperasian LRT tersebut, baik sarana, prasarana, fasilitas pelayanan penumpang maupun perizinan yang diperlukan. “Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, tentu kehadiran LRT Jabodebek sangat dinantikan untuk mendukung kegiatan bertansportasi masyarakat yang aman, nyaman dan bebas macet," ucapnya.
1. Daftar 18 stasiun yang akan dilewati
Nantinya terdapat 18 stasiun yang akan dilalui LRT Jabodebek. Di antaranya, Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya. Adapun, stasiun LRT terdiri dari dua tipe yaitu stasiun transit atau interchange station yakni Stasiun Cawang dan 17 stasiun lainnya merupakan stasiun biasa.
Perbedaan dari tipe stasiun ini adalah jumlah jalur, luas stasiun dan fasilitas tambahan yang ada di dalamnya. Interchange station terdiri dari 3 lantai di mana lantai 1 yaitu area boarding dan komersial, lantai 2 area peron, dan lantai 3 adalah area komersial. Sedangkan untuk tipe typical station terdiri dari 2 lantai, di mana lantai 1 adalah area boarding dan lantai 2 merupakan area peron.
“Di Stasiun Cawang, pelanggan dari stasiun Harjamukti yang ingin menuju ke arah Stasiun Jatimulya dapat berhenti dulu dan berganti kereta tujuan Stasiun Jatimulya, maupun sebaliknya,” kata Joni.
2. Fasilitas mendukung LRT Jabodebek
Joni menerangkan, stasiun LRT Jabodebek bakal dilengkapi fasilitas akses berupa eskalator, tangga, dan lift, toilet, ruang menyusui, musala, ruang kesehatan, passenger information display system (PIDS), passenger announcement, dan CCTV. Fasilitas ramah disabilitas juga akan dikembangkan, seperti lift, gate, toilet khusus disabilitas, serta tactile.
3. Terintegrasi dengan tranportasi umum lainnya
Dari sisi akses stasiun, stasiun LRT Jabodebek diklaim memiliki keunggulan karena akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum. Misalnya Stasiun Dukuh Atas, lokasinya berada di dekat Stasiun KRL Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun KA Bandara BNI City, halte Transjakarta, serta berbagai moda transportasi lainnya. Kemudian Stasiun Halim, lokasinya terintegrasi dengan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung serta dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma.
Joni menambahkan, dalam rangka memastikan proyek LRT Jabodebek ini beroperasi tepat waktu, KAI diusulkan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) di tahun ini sebesar Rp2,7 triliun. Dana ini rencananya akan digunakan untuk pemenuhan cost overrun proyek LRT Jabodebek atas dampak kemunduran penyelesaian proyek tersebut.