Jakarta, FORTUNE - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih mengerjakan pembangunan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pelaksananya adalah Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA), dengan total biaya APBN sebesar Rp 1,9 triliun, dan ditargetkan rampung pada Agustus 2022.
"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya, Selasa (14/9).
Bendungan yang dibangun sejak November 2018 ini ditujukan untuk meningkatkan tampungan dan suplai air ke lahan pertanian, penyedian air baku, serta pengendalian banjir di sekitar wilayah Subang. Dengan daya tampung mencapai 44,6 juta meter kubik, waduk ini dapat menyuplai air ke irigasi seluas 4.500 hektare.
Bendungan Sadawarna juga dipersiapkan untuk memasok air baku sebesar 0,36 hingga 1 meter kubik/detik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang, serta memiliki potensi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 MW.
1. Luas bendungan Sadarwana 720 hektare
Dengan luas genangan 720 hektare, bendungan ini berpotensi mengurangi banjir di 3 kabupaten yang dilalui DAS Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu sebesar 26,90 meter kubik/detik. Bendungan Sadawarna membendung daerah aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 kilometer mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.
2. Pembangunan bendungan dilakukan dua paket pengerjaan
Pembangunan Bendungan Sadawarna dibagi dalam dua paket. Paket pertama dikerjakan Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya - PT Daya Mulia Turangga - PT Barata Indonesia dengan nilai kontrak Rp1 triliun. Pekerjaan Paket I meliputi bendungan utama, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan elektrikal, serta bangunan pengelak. Berdasarkan data progres pengerjaan Paket I hingga saat ini mencapai 58,65 persen.
Sedangkan Paket II dikerjakan KSO PT. Nindya Karya – PT Adhi Karya senilai Rp 907,6 miliar yang meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas. Berdasarkan data progres konstruksi paket II hingga saat ini mencapai 54,58 persen.
3. Pembangunan tetap berjalan dalam situasi pandemi Covid-19
Pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan selama wabah pandemi Covid-19 untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya. Kegiatan pembangunan yang berlanjut pun diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional dalam tatanan baru.