Hilirisasi Diklaim Berhasil, Jokowi Bidik Ekspor Baja Rp440 T

Pada 2021, ekspor baja Rp306 triliun.

Hilirisasi Diklaim Berhasil,  Jokowi Bidik Ekspor Baja Rp440 T
Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Baju Paksian asal Provinsi Bangka Belitung saat menghadiri Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2022 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeklaim hilirisasi nikel telah berhasil, dan meningkatkan ekspor besi baja hingga 18 kali lipat per pertengahan 2022. 

Berdasarkan catatannya, nilai ekspor besi baja pada 2014 mencapai Rp16 triliun, dan pada 2021 meningkat menjadi Rp306 triliun. Pada akhir 2022, dia berharap torehan ekspor bisa mencapai Rp440 triliun. 

“Itu hanya dari nikel. Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs rupiah lebih stabil,” kata Jokowi dalam Pidato Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2022 di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Selasa (16/8). 

Jokowi mengatakan Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Dia membeberkan sejumlah produsen mobil listrik dari Asia, Eropa dan Amerika Serikat ikut menanamkan modalnya di Tanah Air. 

Selain itu, dia mengatakan Indonesia harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia.

“Setelah nikel, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah. Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi,” ujarnya. 

Kembangkan sumber energi bersih

Ilustrasi bauran energi baru terbarukan. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Selain hilirisasi, Jokowi ingin mengoptimalkan sumber energi bersih dan ekonomi hijau. Sebab, persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan menjadi potensi besar sebagai penyerap karbon.

Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara, kata Jokowi, akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia. “Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional,” ujarnya.

Jokowi mengatakan, upaya pengembangan energi bersih dapat langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio. Indonesia memiliki kekuatan besar dengan memanfaatkan kekayaan hayati laut untuk mengembangkan produk pangan, farmasi, dan energi.

“Demikian pula halnya dengan perkebunan kita, antara lain kelapa sawit, yang telah terbukti menjadi pemasok terbesar CPO dunia,” katanya.

Sudah tidak impor beras

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww

Selain pengembangan energi, Jokowi menyinggung keberhasilan Indonesia yang tak mengimpor beras konsumsi dalam tiga tahun terakhir.

Menurutnya pencapaian itu terjadi karena pembangunan bendungan dan irigasi yang telah ia gagas sejak pemerintahan periode pertama. Hal ini juga langsung mendukung dalam peningkatan produktivitas nasional.

Alhamdulillah, kita baru saja memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute karena kita dinilai mampu mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras sejak tahun 2019,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina