Jakarta, FORTUNE - Induk Holding BUMN Pariwisata atau InJourney mengusulkan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) 2023 senilai Rp9,5 triliun.
Pertama, dana tersebut ditujukan untuk beberapa anggota holding, salah satunya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC) yang merupakan pengelola Candi Borobudur.
Wakil Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia, Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan TWC direncanakan mendapat alokasi PMN senilai Rp500 miliar. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pengelolaan pengunjung. Akan hal pengunjung yang boleh naik ke atas candi, mereka memiliki kepentingan keagamaan, kenegaraan, penelitian, dan pendidikan.
"Maka itu, manajemen pengunjung diperlukan. Rencananya kita akan buat cable cars (kereta gantung) supaya pengunjung dapat melihat Borobudur dari sudut yang berbeda," kata Edwin dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, Rabu (15/6).
Sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pengunjung yang naik ke candi dibatasi 1200 orang per hari. Hal ini dilakukan guna menjaga kelestarian warisan dunia tersebut.
Sarinah juga akan mendapat PMN
Adapun holding ini dipimpin oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) dan anggotanya terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), PT Sarinah (Persero), dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Edwin menyebut, PMN juga akan dialokasikan ke holding untuk penguatan modal dan integrasi sistem. Kemudian, senilai Rp150 miliar untuk transformasi Sarinah.
"Sarinah dua tahun boleh dibilang mati suri. Karena memang malnya dalam rekonstruksi ritelnya. Tapi sudah soft opening bulan Maret. Memang kehidupan Sarinah ditopang oleh bisnis penyewaan properti dan sedikit dari perdagangan," ujarnya.
Kembangkan wisata kesehatan
Selanjutnya, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) akan mendapat alokasi Rp650 miliar. PMN itu untuk pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Sanur, Bali. Di kawasan itu rencananya akan dibangun Rumah Sakit (RS) Internasional yang bertujuan menjadi medical tourism, sehingga bisa meningkatkan pendapatan negara.
"ITDC Rp1,7 triliun untuk penguatan modal dan pengembangan infrastruktur KEK Mandalika dan juga untuk Tana Mori Labuan Bajo," ungkap Edwin.
Kemudian, PT Angkasa Pura I mendapat alokasi PMN Rp3,5 triliun untuk pengembangan infrastruktur bandara hingga restrukturisasi permodalan. Lalu, senilai Rp2,5 triliun dialokasikan untuk penguatan jumlah penerbangan.
"Jadi Rp2,5 triliun ini dimaksudkan untuk mengatasi gap. Jadi akan investasi InJourney ke perusahaan airlines untuk mengatasi kurangnya jumlah pesawat akibat perusahaan penerbangan yang sudah merugi dan sebagian sudah tutup atau gulung tikar," ujarnya.