Jakarta, FORTUNE - Realisasi impor beras Indonesia sepanjang 2024 mencapai jumlah signifikan, yaitu 4,52 juta ton. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Thailand dan Vietnam menjadi dua negara utama pemasok beras ke Indonesia tahun ini.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan pada acara rapat koordinasi pengendalian inflasi, Senin (20/1), dari total impor tersebut Thailand menyumbang 1,36 juta ton atau sekitar 30 persen. Vietnam berada pada posisi kedua dengan kontribusi 1,25 juta ton atau 27,62 persen.
Selain Thailand dan Vietnam, Myanmar turut menjadi pemain besar dalam memenuhi kebutuhan beras Indonesia dengan menyuplai 18,4 persen dari total impor. Posisi berikutnya ditempati oleh Pakistan sebesar 17,79 persen, sementara India menyumbang 5,46 persen.
Data ini menunjukkan Asia masih menjadi kawasan utama sumber beras bagi Indonesia, dengan negara-negara tetangga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Berkaca pada paparan BPS, impor beras pada 2024 merupakan yang tertinggi sejak 2019. BPS mencatat pada 2019, impor beras hanya mencapai 444.510 ton. Jumlah tersebut turun menjadi 354.290 ton pada 2020.
Meski sempat menurun, impor beras sedikit mengalami peningkatan pada 2021 menjadi 407.740 ton dan terus naik pada 2022 yang tercatat sebesar 429.210 ton. Pada 2023, impor beras melonjak. Tercatat, impor beras pada 2023 mencapai 3,06 juta ton atau naik 613 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 429.210 ton. Jumlah itu terus meningkat pada 2024.
Produksi beras pada 2024
Amalia juga menjelaskan impor beras yang tinggi pada tahun ini berkaitan erat dengan kondisi produksi beras nasional. Sepanjang 2024, total produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 30,41 juta ton, lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Penurunan ini disebabkan oleh produksi pada Sub Round 1 yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Namun, produksi di Sub Round 2 dan Sub Round 3 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Amalia.
Produksi yang menurun pada awal tahun menjadi salah satu alasan meningkatnya kebutuhan impor untuk menstabilkan pasokan dalam negeri.
Meskipun demikian, BPS optimistis terhadap kondisi pangan nasional, terutama dengan adanya peningkatan produksi pada periode akhir tahun.
Amalia juga mengatakan meskipun produksi beras pada Desember 2024 lebih rendah dibandingkan dengan November, tren ini diprediksi tidak akan berdampak besar pada ketersediaan stok. Dengan impor beras yang signifikan, Indonesia diharapkan mampu menjaga stabilitas harga dan pasokan di pasar domestik.