Jakarta, FORTUNE - Setelah terjadi penyesuaian harga terhadap bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan.
Berdasarkan tabel harga Bappenas dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga bawang putih dalam sepekan belakangan cenderung naik. Sedangkan, data BPS secara periodik menunjukkan bawang putih tergolong sebagai penyumbang signifikan inflasi.
Karena itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan diingatkan untuk membuka keran impor bawang putih dan komiditas hortikultura lain demi mencegah bertambahnya angka inflasi.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas, meramalkan harga akan melonjak tinggi jika pemerintah terlambat mengeluarkan izin Impor bawang putih. Hal tersebut berkaca pada pengalaman sebelumnya.
Saat ini, kata Andreas, kebutuhan bawang putih di Indonesia sekitar 600 ribu ton per tahun. Sehingga jika Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunda impor, hampir dipastikan harga bawang akan bergejolak. “Saya amati terus sejak 2017-2019 kalau terlambat impor, pasti harga bisa di atas Rp60 ribu per kilogram,” katanya dalam keterangannya, Kamis (8/9).
Minimnya produksi bawang putih dalam negeri
Dia mengatakan jumlah kebutuhan bawang putih sudah pasti, sehingga volume impornya sebenarnya sudah dapat dipastikan. Biasanya harga naik karena stok langka di pasaran. Berhubung produksi bawang putih di Indonesia sangat rendah—hanya sekitar 10 persen dari kebutuhan—maka sisanya harus ditutup oleh impor
“Bawang putih itu memang ketergantungan impor hampir 100 persen. Kalaupun ada yang lokal, paling hanya bawang lanang di petani di Tawangmangu, sedangkan hampir semua di pasaran dari impor,” ujarnya.
Ia menilai, impor hortikultura belakangan sudah baik. Karenanya, hal tersebut harus dijaga agar tak mengulang kebijakan impor lalu yang menurutnya kurang baik.
“Karena swasembada itu pasti gagal, wajib tanam tidak menjawab persoalan sesungguhnya dari bawang putih. Ternyata betul, kementan saat itu 2019 akhirnya kan gagal total,” kata dia.
Langganan penyumbang inflasi
Hal senada dilontarkan pengamat ekonomi, Poltak Hotradero. Impor bawang putih diperlukan untuk menekan laju inflasi, terutama karena minimnya produksi bawang putih di dalam negeri.
Mengutip tabel harga Bappenas dan Kemendag, dalam seminggu belakangan harga bawang putih cenderung naik. Sedangkan data BPS secara periodik mencatat bahwa bawang putih adalah salah satu penyumbang signifikan untuk angka inflasi.
Komponen penyumbang inflasi Indonesia meliputi lebih dari 730 jenis komoditas yang terbagi atas 90 kota besar di Indonesia. "Penyumbang terbesar adalah beras dengan bobot antara 15-17 persen. Biasanya harga naik karena stok langka di pasaran," katanya.
Menurutnya, bawang putih cocok ditanam di tanah kering dan sejuk. Curah hujan penting buat bercocok tanam. Tetapi, kalau terlalu banyak curah hujan, maka zat hara mudah hanyut sementara tanah yang terlalu basah bisa membuat akar mudah busuk.
Soal inflasi dan keterkaitannya dengan stok bahan pangan, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rahman mengungkapkan sektor energi dan pangan menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi. Pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, diperlukan kebijakan untuk meminimalisir dampak kenaikan tersebut. Salah satunya, menjaga ketersediaan stok pangan di masyarakat.
Dia menekankan, jika inflasi pangan bisa dikendalikan, maka akan berpengaruh pada kenaikan inflasi secara umum.