Jakarta, FORTUNE - PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan uji klinis fase III vaksin Covid-19 BUMN hampir selesai.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan Bio Farma telah mendaftarkan hasil uji klinis tersebut sebagai rangkaian proses untuk mendapatkan Izin Edar Dalam Keadaan Darurat (Emergency Use Authorization / EUA) dari Badan POM.
Bio Farma juga telah menyelesaikan audit Vaksin Covid-19 oleh LPPOM MUI, dan dalam waktu dekat aspek kehalalannya akan tersertifikasi.
"Presiden sudah menyiapkan nama khusus untuk Vaksin Covid-19 BUMN dan Bio Farma sedang berproses untuk mendaftarkan nama tersebut ke Ditjen HKI Kemenkumham. Mudah-mudahan di tanggal 17 Agustus 2022 Indonesia akan memiliki vaksin buatan Indonesia," kata Honesty dalam keterangannya, Selasa (2/8).
Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama BUMN Farmasi, Bio Farma, dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat, yang telah terdaftar dalam tahap pengembangan kandidat vaksin WHO Covid-19 sejak Juni 2021.
Libatkan berbagai perguruan tinggi
Uji klinis diselenggarakan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, Jakarta, FK Universitas Diponegoro Semarang), FK Universitas Andalas Padang, dan FK Universitas Hasanuddin Makassar dengan total 4.050 subyek relawan secara nasional.
Penasihat medis Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 BUMN, Prof. DR. dr. Soedjatmiko, mengatakan proses uji klinis telah dilakukan sesuai standar yang ditentukan oleh WHO dan BPOM.
“Uji klinis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa vaksin Covid-19 buatan Bio Farma ini aman dapat meningkatkan kadar antibodi secara bermakna untuk melawan virus COVID,” ujar Sudjatmiko.
Dia menyatakan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang paling umum dilaporkan seperti nyeri lokal di sekitar area suntik, nyeri otot dengan intensitas ringan, dan demam pasca penyuntikan akan hilang dengan sendirinya dalam kurun 1-2 hari.
Bisa untuk kemandirian bangsa
Vaksin Covid-19 BUMN yang menggunakan teknologi subunit protein rekombinan harus melalui perjalanan yang panjang sampai nantinya bisa digunakan.
Sejak uji klinis tahap 1 hingga uji klinis tahap 3, tim membutuhkan sekitar 8 bulan. Jika uji klinis tahap ketiga ini lancar, prosesnya akan selesai sebelum Agustus 2022. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan evaluasi 6 bulan hingga 1 tahun ke depan.
Soedjatmiko mengharapkan vaksin BUMN dapat menjadi modal kemandirian bangsa dalam sektor kesehatan, sehingga Indonesia tidak perlu mengimpor vaksin Covid-19 dari negara lain.
Selain vaksin BUMN, terdapat sejumlah universitas dan lembaga lainnya yang mengembangkan vaksin Merah Putih. Di antaranya Universitas Airlangga dengan vaksin inactivated virus. LBM Eijkman dengan vaksin subunit protein rekombinan, serta vaksin dari LIPI dengan metode protein rekombinan modifikasi RBD.
Kemudian, ITB dengan metode subunit protein rekombinan dan Adenovirus vector. Lalu UI dengan metode pengembangan DNA, mRNA, dan platform virus like-particles. Dua yang lain, yakni UGM dengan subunit protein rekombinan, dan dari Unpad dengan dua platform protein rekombinan dan peptida, IgY Anti-RBD.