Jokowi Pastikan Stok CBP Capai 2 Juta Ton, Masih Buka Opsi Impor Beras

400.000 ton beras impor masih dalam perjalanan ke Indonesia.

Jokowi Pastikan Stok CBP Capai 2 Juta Ton, Masih Buka Opsi Impor Beras
Pekerja memikul beras impor dari Thailand yang baru tiba di gudang Bulog Sub-Divre Serang di Serang, Banten, Selasa (5/9). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Jokowi) memastikan stok beras pemerintah cukup untuk menjaga stabilitas harga di pasar.

Dia menyatakan saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog telaj mencapai 1,6 juta ton, dan 400.000 ton masih dalam perjalanan menuju Indonesia. Dengan begitu, total stok CBP mencapai 2 juta ton.

"Biasanya stok kita itu hanya 1,2 (juta ton). Normal 1,2 juta (ton)," ujar Jokowi saat meninjau Gudang Bulog Dramaga, Bogor, yang disiarkan secara virtual, Senin (11/9).

Presiden Jokowi mengatakan banyak negara sedang mengalami kekeringan sebagai dampak dari El-Nino, termasuk Indonesia. Sejauh ini, setidaknya terdapat 7 provinsi di Tanah Air yang diperkirakan tengah kering.

Kondisi tersebut akhirnya menurunkan tingkat produksi beras dalam negeri. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juli 2023, realisasi produksi beras Indonesia sepanjang Januari-Juni 2023 diperkirakan mencapai 18,4 juta ton. Sementara proyeksi produksi pada Juli-September 2023 berkisar 7,24 juta ton.

Dengan demikian, produksi beras sepanjang Januari-September 2023 diproyeksikan 25,64 juta ton. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan produksi beras periode sama tahun lalu yang mencapai 26,17 juta ton.

Mencari negara alternatif untuk datangkan beras

 

Untuk memastikan ketersediaan stok, pemerintah juga membuka keran impor dari luar negeri. Terakhir, Jokowi memastikan Indonesia bakal mengimpor beras dari Kamboja dengan volume 250.000 ton.

Tidak menutup kemungkinan pula impor akan kembali dilakukan dari negara lain demi menambah pasokan di tengah ancaman El Nino, yang dikhawatirkan membuat suplai berkurang dan harga menjadi naik. 

“Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri Hun Manet (Kamboja), dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi (India), dengan RRT juga,” kata Jokowi.

Di pihak lain, beberapa negara seperti Vietnam dan India telah menerapkan kebijakan setop ekspor pangan untuk mengamankan stok dalam negerinya.

Gelontorkan bansos pangan

Demi mengurangi dampak melambungnya harga beras, Jokowi mulai menyalurkan bantuan sosial (bansos) pangan. Penyaluran ini merupakan tahap kedua, yang akan disalurkan untuk periode September hingga Oktober bagi 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

“Setiap bulan ada 210.000 ton dikeluarkan Bulog untuk bantuan pangan,” ujarnya.

Dalam pendistribusian bantuan tersebut, Bulog akan dibantu oleh PT Pos Indonesia.  

Pos dinilai mempu menyalurkan bansos pangan ini hingga ke pelosok Indonesia karena telah mempunyai jaringan yang luas.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil