Jakarta, FORTUNE - PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) dan PT INKA (Persero) telah menandatangani kontrak kerja sama pekerjaan retrofitting sarana kereta rel listrik (KRL) untuk 19 trainset (rangkaian) dengan nilai kotrak Rp2,2 triliun.
Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan langkah retrofitting tersebut merupakan upaya lanjutan dalam penggantian 19 rangkaian sarana KRL yang dimiliki KAI Commuter secara bertahap 2023–2026.
“Ini memang harus kita kawal juga untuk pengadaanya,” kata Anne di kantor KAI Commuter, Jakarta, Senin (6/11).
Pada proses retrofitting sarana KRL ini pun, KAI Commuter telah mengantongi perizinan dari pihak regulator. Penilaian atas spesifikasi teknologi retrofitting telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan FGD bersama pihak-pihak terkait.
Sebelumnya, KAI Commuter dan PT INKA (Persero) telah melakukan penandatanganan kontrak pengadaan 16 rangkaian KRL baru pada Maret 2023.
Proses retrofitting dilakukan bertahap
KAI Commuter juga siap mengirimkan rangkaian kereta yang akan menjalani retrofitting ke PT INKA (Persero). Tahun ini, kata Anne, KAI Commuter akan melakukan proses retrofitting sebanyak empat rangkaian yang terdiri dari tiga rangkaian seri Metro 05 dan satu rangkaian seri Metro 6000 dengan proses pengerjaan 13-15 bulan. KAI Commuter akan mengirimkan 4 trainset setiap tahapnya, dan akan terus dilakukan sampai selesai.
Dalam proses retrofitting ini, akan dilakukan pembaruan teknologi, sehingga gerbong kereta yang telah lawas dapat digunakan kembali dengan kondisi lebih baik.
“KAI Commuter akan terus berkoordinasi dengan PT INKA untuk waktu penyelesaian pekerjaan dan pengiriman rangkaian KRL, serta secara rutin juga akan tetap berkoordinasi mengenai kualitas hasil proses retrofit tersebut, mengingat saat ini total pengguna Commuter Line Jabodetabek hampir 950.000 orang per hari,” kata Anne.
Tidak akan menggangu perjalanan pengguna KRL
Kendati 19 rangkaian kereta milik KAI Commuter akan menjalani retrofitting, Anne menegaskan tidak akan menggangu perjalanan berjadwal yang sudah ada. Sebab, pihaknya tidak akan mengurangi perjalanan, tapi akan melakukan rekomposisi dari biasanya 12 gerbong setiap rangkaian, menjadi 8 sampai 10 per rangkaian. Saat ini KAI Commuter mengoperasikan 1115 unit gerbong KRL.
Dengan usaha-usaha percepatan ini, kebutuhan jumlah sarana dalam pelayanan kepada penggunanya diharapkan dapat dipenuhi.
“Program retrofitting sarana KRL ini juga merupakan komitmen kami dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN),” kata Anne.