Jakarta, FORTUNE - Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditargetkan beroperasi pada Juni 2023. Meski jadwal operasionalnya masih terbilang lama, banyak orang penasaran dengan tarif yang akan ditetapkan untuk moda transportasi tersebut.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan generasi terbaru CR400AF, dan memiliki panjang trase 142,3 kilometer yang terbentang dari Jakarta hingga Bandung.
Pembangunannya dilakukan secara besar-besaran untuk mengejar target operasional pada akhir 2022. Dari total panjang trase kereta cepat, lebih dari 80 kilometer di antaranya memiliki struktur layang dan sisanya berupa terowongan dan rata tanah.
Beberapa fasilitas sementara seperti batching plant dan casting yard dibangun di beberapa titik kritis untuk mendukung percepatan proses pembangunan.
Ada empat stasiun yang dilalui
Kehadiran kereta cepat ini tentunya sangat dinantikan masyarakat karena merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki empat stasiun pemberhentian: Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. Di luar itu, terdapat satu depo berlokasi di Tegalluar. Masing-masing stasiun akan terintegrasi dengan moda transportasi massal di setiap wilayah. Berikut lokasinya.
- Stasiun Halim, terletak di Jakarta Timur dan terhubung LRT
- Stasiun Karawang, terletak di Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, dan termasuk DAOP 1
- Stasiun Padalarang, jadi stasiun hub KCJB
- Stasiun Tegalluar, terletak di Kecamatan Bojongsoang dan terhubung dengan Bus Rapid Transit (sebagai depo)
Penumpang yang akan menuju Bandung bagian barat dan Bandung kota dapat menggunakan kereta api di stasiun Padalarang.
Harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Untuk harga tiketnya, KCIC menyebut rencana tarif adalah Rp150.000 untuk jarak terdekat dan Rp350.000 untuk jarak terjauh.
Pengguna kereta cepat hanya perlu menempuh waku 36–45 menit. Jam operasionalnya mulai dari 05.30 WIB hingga 22.00 WIB.
KCJB merupakan perusahaan konsorsium BUMN Indonesia di bawah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium Cina di bawah Beijing Yawan HSR Co Ltd dengan kepemilikan saham 60 persen PSBI dan 40 persen Beijing Yawan.
Hingga pekan kedua Oktober 2022, progres fisik pembangunan KCJB telah mencapai 97,51 persen. Sementara itu, progres penyerapan investasi telah mencapai 90,60 persen.