Langkah Badan Pangan Nasional Atasi Lonjakan Harga Bahan Pokok

Untuk menjaga stabilisasi harga pemerintah harus punya stok.

Langkah Badan Pangan Nasional Atasi Lonjakan Harga Bahan Pokok
Warga membeli beras di Pasar Gotong Royong Ramadhan di halaman Gelanggang Remaja Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/4/2022). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/wsj.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pangan Nasional menyatakan akan untuk terus menjaga inflasi pangan nasional sebagai langkah konkret mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya telah menerapkan sistem peringatan dini jika ketersediaan dan stabilisasi harga pangan pada sembilan komoditas pangan jika berada di bawah batas normal melalui prognosis neraca pangan.

Ambil misal bawang merah. Sejak bulan lalu, ketersediaan bawang merah berada di bawah normal, dan terjadi lonjakan harga hingga 3,39 persen per minggu atau Rp35.395 per kilogram.

"Badan Pangan Nasional lakukan pengamanan ketersediaan bawang merah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, sehingga per 6 April 2022 kemarin pasokan ketersediaan sudah di atas normal hingga surplus mencapai 151 ton. Stabilitas harga bawang merah sebesar Rp24 ribu per kilogram atau turun 11,11 persen dari hari–hari sebelumnya,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Minggu (11/4).

Ia menegaskan pemerintah harus menguasai stok sebagai salah satu solusi untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harganya. Misalnya, penguasaan stok beras oleh Perum Bulog sekitar 800 ribu ton. Padahal, amannya butuh stok hingga 1,5 juta ton.

Badan Pangan Nasional turut mengamankan pasokan jagung dengan memfasilitasi mobilisasi jagung ke peternak kecil dan mandiri sebanyak 456,9 ton ke Kendal, Jawa Tengah, dari lokasi sentra jagung di Lombok Timur, Lombok Barat, Sumbawa NTB, dan Semarang Jawa Tengah.

Sinergi dengan Kementerian Perhubungan mengenai  kelancaran distribusi logistik pangan dari sentra produksi ke daerah konsumen juga dibutuhkan.

“Penting membuka jalur distribusi pangan di daerah tertinggal, terpencil dan terluar/perbatasan, khususnya untuk komoditas pangan pokok yang dalam momentum Lebaran mengalami kenaikan permintaan,” katanya.

Indonesia harus punya cadangan stok pangan

Ke depan, kata Arief, Badan Pangan Nasional menginginkan cadangan stok pangan bagi sembilan komoditas tersebut. "Karena jika kita sudah memiliki neraca pangan, kita tahu persis ketersediaan dan kebutuhan kita berapa sehingga dapat diperhitungkan stok pangan untuk tiga bulan ke depan,” ujarnya.

Arief menambahkan perang Rusia–Ukraina memang berdampak pada komoditas pangan global, namun demikian inflasi Indonesia masih terjaga dengan baik. “Pemerintah berkomitmen untuk menjaga inflasi di kisaran 2-5 persen agar tidak memberatkan masyarakat," katanya.

Kenaikan harga pangan secara global memang sudah terjadi sebelum satu bulan belakangan ini. Karena itu, solusi yang dilakukan tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan di sektor pangan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina