Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, akan terbang ke California, Amerika Serikat, pekan depan untuk menemui CEO Tesla, Elon Musk.
Luhut akan membahas kemungkinan Tesla untuk berinvestasi di Indonesia.
"Saya akan bertemu dengan Elon untuk melakukan finalisasi di California, apakah memungkinkan untuk berinvestasi di Indonesia," kata Luhut saat hadir secara daring di Nickel Conference 2023, Selasa (25/7).
Luhut belum bisa memastikan apakah Tesla akan merealisasikan investasinya. Namun, yang pasti, dia optimistis dengan kekayaan komoditas nikel yang Indonesia miliki.
"Kami bisa menarik kobalt dan nikel. Di Indonesia kita punya komoditas yang terbesar di global. Kita sangat diberkahi dengan semua ini, dengan nikel industri," ujarnya.
Beberapa bulan lalu, Luhut sempat mengungkapkan bahwa pihaknya belum bisa secara gamblang berbicara terkait investasi Tesla di Indonesia menyusul adanya non-disclosure agreement (NDA).
Untuk itu, pemerintah hingga saat ini masih terus berupaya menantikan masuknya Tesla ke Indonesia.
Menarik produsen mobil listrik lainnya ke Indonesia
Luhut juga mengatakan pemerintah bakal membahas soal insentif investasi kendaraan listrik di Indonesia besok.
"Lalu, besok kami akan menyelesaikan pembahasan soal insentif yang akan kami berikan kepada setiap investasi EV di Indonesia," kata Luhut.
Di sisi lain, nikel menjadi salah satu komoditas mineral yang tidak mengalami penurunan harga di tengah anjloknya harga komoditas lain.
"Kenapa harga nikel naik? Karena kita dapat mengekstraksi kobalt dari bijih nikel. Jadi kita memiliki komoditas khusus yang menurut saya dibutuhkan oleh global," kata Luhut.
Selain Tesla, Luhut juga mengungkapkan pabrikan mobil listrik Cina, BYD, juga berpotensi berinvestasi di Indonesia. Pemerintah sendiri akan melakukan pertemuan dengan pihak BYD pada kunjungan Presiden Joko Widodo ke Cina dalam waktu dekat.
Tanggal 27 kita akan temui mereka di Chengdu," ujar Luhut.
Indonesia sebagai negara mandiri
Luhut mengatakan kekayaan alam yang dimiliki dan didukung oleh letak strategis dan SDM yang besar menjadi modal bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan industri hilirsasi SDA, termasuk nikel.
Luhut juga menegaskan bahwa tidak ada negara yang bisa mendikte Indonesia dalam hubungannya dengan pengelolaan nikel. Sebab, hal ini ditujukan untuk mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.