Jakarta, FORTUNE – Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengungkap alasan di balik masih tingginya harga Minyakita di wilayah timur Indonesia. Meski stok minyak tersedia dan harga nasional telah menurun, distribusi ke wilayah timur masih menghadapi kendala.
Ia menjelaskan secara nasional harga minyak telah turun dari Rp17.800 menjadi Rp17.300 per liter. Namun, masih ada pasar tertentu yang menjual minyak dengan harga mencapai Rp19.200.
Menurutnya, beberapa wilayah seperti Aceh, Banten, dan Lampung telah mengalami penurunan harga, tetapi daerah timur masih menghadapi harga yang relatif tinggi. “Masalahnya kenapa? Karena di sana jarang ada distributor,” kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (13/2).
Untuk mengatasi permasalahan ini, Kementerian Perdagangan (KeMendag) telah mempertemukan Bulog dan ID Food dengan 46 produsen minyak. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa produsen akan memasok minyak ke ID Food dan Bulog guna memastikan distribusi ke wilayah timur berjalan lebih lancar.
“Ada kesepakatan bahwa produsen akan memasok Minyakita kepada ID Food dan Bulog. Rata-rata untuk Bulog per bulan 50.000 ton, kemudian untuk ID Food 1.500 ton. Itu untuk memenuhi kebutuhan di daerah timur terutama,” ujarnya.
Dengan langkah ini, diharapkan harga minyak di wilayah timur segera menurun.
“Jadi, ini kalau rata-rata tadi Rp17.300, sebenarnya karena di timur itu masih agak tinggi. Nah, itu yang segera, dan mudah-mudahan rencananya minggu depan sudah jalan, Pak,” kata Budi.
Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (13/2), menunjukkan harga Minyakita pada tingkat konsumen secara rata-rata nasional mencapai Rp17.652 per liter, jauh di atas HET yang dipatok pemerintah.
Tercatat, harga Minyakita terendah terjadi di Kepulauan Riau sebesar Rp16.496 per liter, sedangkan harga tertinggi terjadi di Papua Tengah sebesar Rp19.647 per liter.